BECAUSE I
LOVE YOU
PART 3
Apa aku harus
melupakanmu dan memulai hidupku yang baru ? atau aku harus menunggumu sampai
kau datang menjemputku ? aku rasa itu sudah gila , tapi hanya itu yang bisa aku
lakukan saat ini . tetap setia menunggumu sampai kau datang .
# author POV
“ jiwa
keponakan anda saat ini sudah tidak seperti orang normal lainya , mungkin ini
akibat dari peristiwa itu . “
“ jadi maksud
dokter , keponakan saya ..... gila ? “ tanya bibi sambil mengengam erat tangan
Hye Jin yang kini sedang duduk disampingnya .
“ iya .. “
jawab dokter itu dengan berat hati .
Bibi menunduk
lalu menangis , ia tidak menyangka keadaan akan menjadi seperti ini . ia kira
keponakannya itu orang yang kuat dan tabah dalam keadaan apapun . tapi hal ini
dipatahkan dengan keadaan sekarang ini . mau tidak mau , bibi hanya bisa
menitipkan Hye Jin kerumah sakit jiwa disana agar Hye Jin bisa cepat sembuh .
“ kamu disini
ya , jaga dirimu baik baik .. “ ucap bibi sambil mengecup kening Hye jin
sebelum ia memasuki kamarnya itu . hye jin terdiam , ia hanya memainkan jari
jarinya dan mengigit semua kukunya .
Hye jin
memasuki kamarnya dengan ditemani dokter dan suster . kamarnya penuh dengan
warna putih pucat , ruangannya kecil hanya ada 1 lampu berwarna putih . disini
juga ada 1 tempat tidur , 1 meja , 1 kursi , 1 kamar mandi dan 1 jendela .
pintu kamar ini bukan pintu yang terbuat dari kayu pada umumnya , tetapi pintu
ini terbuat dari besi putih yang hanya ada 1 lobang berbentuk persegi
ditengahnya . setelah hye jin memasuki kamarnya , dokter dan susterpun
meninggalkannya dikamar ini sendiri . hye jin berjalan lurus menuju sebuah
jendela yang berukuran cukup besar yang ada didepannya . kamar Hye jin
bersebelahan dengan taman kecil yang ada didepannya , jadi begitu ia melihat
lurus kedepan jendela, pandangan pertama yang ada didepannya itu hanya ada
sebuah taman yang berisi bunga bunga manis dan beberapa bangku kayu disana .
Matanya
menatap lurus kedepan jendela , entah apa yang ia fikirkan sehingga matanya
tidak berkedip untuk beberapa menit .
“ kau harus
menepati janjimu ... “ kata itu terucap dari mulut hye jin , tak lama kemudian
air matanya menetes dan mengalir kepipinya .
#Eunhyuk POV
Mengapa
perasaanku menjadi tidak karuan begini? Apakah aku menyesal dengan keputusanku
sendiri? Ah tidak! Aku yakin aku bisa melupakannya dan menjalani hidupku dengan
gembira. Sekarang ini ‘ia sudah pergi’ dan perasaan benciku sudah terbalaskan.
Aku duduk
disofa sambil menatap lekat layar televisi yang entah aku tidak tahu apa yang
sedang ditayangkan disana . suara itu ternyiang-nyiang dikepalaku
“hahaha .. kartun ini lucu sekali,
haahahahaa... “ .
aku menoleh
kekanan- kiri . tidak ada siapapun disini, mengapa suara tawa itu muncul? Kini
mataku tertuju pada sebuah remote berwarna hitam yang tergeletak disampingku.
“kembalikan remote itu! aku suka acara yang
tadi!! ........ tidak ! aku ingin nonton kartun yang ini! .......”
suara itu
muncul lagi, dan kini suaranya lebih keras dari sebelumnya. Aku terkejut
mendengarnya, aku menggeser tempat dudukku sedikit lebih jauh dari remote itu.
“ apa yang
sudah aku fikirkan ? suara itu? dari mana suara itu berasal? “ aku ketakutan
dan mulutku gemetaran.
Aku menarik
nafas panjang kemudian aku hempaskan, tiba-tiba aku jadi ingat dengan Hye jin.
Bagaimana keadaanya sekarang? Apakah ia baik-baik saja? Terakhir aku dengar
kabar tentangnya katanya ia gila dan dirawat dirumah sakit gila.
Aku bangkit
dari sofa dan mengambil jaket kulit milikku yang ada gantungan pakaian. Aku
keluar rumah sambil membawa mobil sport kesayanganku menuju rumah sakit jiwa
tempat Hye Jin berada. Tetapi sebelum kesana aku menyempatkan diriku untuk
mampir ditoko kue dipinggiran kota. Aku membeli kue beras karena aku tau Hye
jin sangat menyukainya.
------ rumah
sakit-----------
“ nyonya hye
jin ada dinomor 696 “ ucap yeoja dari meja repsesionis. Aku membungkukan bahuku
untuk mengucapkan terima kasih padanya.
“ gomawo .. “
ucapku sebelum aku pergi.
Akhirnya aku
sampai didepan kamar Hye jin. Ruangan ini terdengar sepi berbeda dengan ruangan
lainnya yang sangat berisik oleh suara tawa, teriakan bahkan tangisan yang
begitu mengembu-gembu. Kubuka perlahan pintu besi yang dingin ini, begitu
mataku masuk kedalam aku langsung menemukan Hye jin sedang duduk disebuah kursi
menghadap jendela didepan sana.
“ hye jin...
“ ucapku . ia menoleh kebelakang secara perlahan. aku berjalan mendekatinya.
“ akhirnya
kau datang .. “ ia tersenyum manis padaku. apa yang dia bilang barusan? ‘
akhirnya kau datang? Apa aku tidak salah dengar?
“ ne, oh iya
aku membawakan ini untukmu.. “ kuberikan kue beras yang berukuran sedang ini
padanya. Kubuka kotak ini dan menyodorkan kepadanya. Ia mengangkat tangannya
dan mengambil satu biji kue ini. aku jadi tersenyum melihatnya. Dimasukannya
kue itu kedalam mulutnya dan mengunyahnya pelan. Setelah beberapa saat ia
menoleh menatapku dan berkata.
“ kuenya enak
, oppa “ ucapnya sambil memasangkan senyum manisnya padaku.
Aku
benar-benar mendapat kejutan disini, dia memanggilku oppa? Tidak biasanya. setahuku
dia hanya memanggil opppa hanya kepada Dongahe. Ya meskipun aku juga memang
lebih tua darinya.
“ bagaimana
keadaanmu? Apa kau baik-baik saja disini.. “ tanyaku .
“ ne, aku
baik-baik saja” jawabnya sambil mengangguk.
Aku merasa
aneh, apa benar dia ini gila? Aku rasa tidak. Sikapnya seperti orang normal
pada umumnya. Ya, meskipun aku memang tidak begitu mengerti dengan psikologi
seseorang, tapi melihat keadaannya barusan ia seperti orang yang masih normal.
Tapi memang jika dilihat dari penampilan dia memang sedikit berubah. Rambutnya
yang lebih berantakan dan wajahnya yang jarang sekali tersenyum.
#Hye Jin POV
Kau memang
benar-benar menepati janjimu, kau datang menemaniku disini. Aku merasa kau jauh
lebih tampan, wajahmu terlihat sangat segar. Tidak sepucat yang aku lihat
kemarin.
#Eunhyuk POV
“ baiklah,
aku pulang dulu ya.. kau jaga dirimu baik baik “ ucapku sambil menepuk bahunya
pelan. Dia hanya terdiam dibangkunya. Matanya masih saja menatap kearah taman
disana. Tapi aku tau dia pasti mendengar ucapanku. aku berjalan pelan menuju
pintu besi yang ada didepanku. Begitu sampai disana, kubuka pintu itu perlahan.
langkahku langsung terhenti disana, dan perasaanku langsung berubah. Aku
merasakan ada berdiri didepanku, ada sesuatu yang menahanku untuk berjalan
keluar. Nafasku sempat tertahan selama beberapa detik kemudian langsung
kukeluarkan cepat.
“ ada apa
ini? mengapa aku merasakan aura yang sangat tidak enak disini? “ tanyaku dalam
hati. Kupututuskan untuk berjalan kembali. Aku berjalan disepanjang koridor
rumah sakit menuju tempat parkiran mobilku. Entah mengapa perasaanku jadi tidak
enak. Kunyalakan mobilku kemudian aku pergi dari rumah sakit ini.
Disepanjang
perjalanan perasaanku semakin tidak karuan. Aku merasa aura yang dingin dan
menyekam disekitarku. Karena itu, kutambahkan kecepatan mobil ini agar cepat
sampai kerumah.
aku masuk
kekamar sambil membanting pintu. Kuhempaskan tubuhku kekasur besar milikku lalu
kututup rapat kedua mataku.
“ kau sahabat terbaikku Lee Hyuk Jae ! “
Mataku
langsung tebuka lebar. Suara itu, bukankah itu suara donghae? Aku bangkit
kemudian duduk dikasurku sambil menoleh kekanan-kiri. Tidak ada siapapun
disini.
“ suara apa
itu ? “ tanyaku.
“ aku menyayangimu Lee Hyuk Jae, kau juga
menyayangiku kan? “
Lagi-lagi
suara itu muncul dan kini suaranya terdengar semakin jelas ditelingaku. Aku
semakin takut. Bagaimana mungkin aku mendengar suara orang yang sudah
meninggal? Tidak mungkin, dia tidak mungkin kembali....
“ Lee Hyuk jae? “
Aku langsung
mundur kebelakang. Donghae? Mengapa suaranya ada disini? Aku tidak menyadari
kalau mulutku sudah gemetaran. Nafaskupun jadi tidak teratur. Aura disini
semakin aneh, seperti ada yang mencengkamku sehingga sulit sekali bagiku untuk
bernafas.
“ siapa kau!
“ seruku.
“ ini aku lee
..... Dong... hae....”
Donghae!! Ah,
tidak mungkin!! Mana mungkin dia ada disini.. itu pasti Cuma hayalanku saja ..
dia sudah meninggal. Benar, dia sudah meninggal. Tenangkan dirimu eunhyuk, aku
yakin ini hanya ilusimu saja.
Aku merasa
seperti orang gila, berteriak-teriak sendiri didalam kamar. Ah, sepertinya aku
harus tidur untuk mengistirahatkan tubuhku. Aku yakin aku pasti sedang
kelelahan makanya aku seperti ini.
Kutarik
nafasku panjang lalu kubuang perlahan. kubaringkan tubuhku dikasur ini kemudian
kututup perlahan kedua mataku.
“ mengapa kau seperti orang yang
ketakutan? Apakah kau tidak menginginkan kehadiranku disini? Apa segitu
takutnya kah kau padaku? ada apa dengan mu lee Hyuk jae?..................”
---- next day
---
Kubuka mataku
perlahan. aku bangkit dari tempat tidurku dan berjalan kekamar mandi untuk cuci
muka dan menyikat gigi. Aku berdiri didepan westafel, kubersihkan wajahku dari
busa sabun wajah yang baru saja aku pakai. Setelah itu langsung menyikat
gigiku. Tiba-tiba saat sedang menyikat gigi tanganku langsung terhenti dan
mataku menatap tajam diriku dibalik cermin. Saat ini aku merasakan perasaan
yang sangat aneh. Dadaku terasa berat, aku merasa seperti ada yang hilang. Tapi
aku tidak tahu itu apa. Tanpa kusadari aku teringat dengan kejadian 15 tahun
yang lalu.
‘’ sikat gigimu yang bersih lee hyuk jae ... “
“ berhentilah memangilku lee hyuk jae,
panggil aku euhyuk ! “
“ tapi aku suka nama aslimu .. “
Nafasku
tertahan selama beberapa menit. Aku merasakan ada pukulan berat dari hatiku.
Aku seperti ingin menangis. mataku sudah
mulai basah dan mulutku kaku. Kuturunkan tanganku dan kubersihkan sikat gigiku
dibawah air keran . sedikit demi sedikit genangan air hangat mulai membendung
dimataku. Tinggal menunggu saja kapan ia akan menetes.
‘’ air kerannya sangat dingin ya .... “
“ ia, aku jadi ingin berenang .. “
“ jangan hyuk jae, nanti kau sakit.
Cuaca sedang dingin saat ini
... “
Tanpa
kehendakku air mata yang sudah membendung akhirnya keluar juga membasahi
pipiku. Aku sudah tidak bisa menahan perasaan ini lagi. Kakiku terasa lemas.
Aku berlutut didepan westafel sambil menangis keras.
“ mianhae!!
Aku minta maaf lee donghae !!! “ seruku dengan diiringi air mata.
“ aku sudah
membuatmu pergi dari dunia ini ... mianhae !! “ kataku lagi ... aku masih
berlutut sambil berpegangan pada tiang westafel. Mulutku gemetaran dan tanganku
mulai lemas. Aku menangis sepuasnya disini, aku merasa telah melakukan
kesalahan yang amat besar dan tidak pernah bisa dimaafkan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar