Fanfiction Because I love you part 1

Because I Love You

PART 1 

cast
- Hye Jin
- Lee Donghae
- Lee Hyuk Jae ( eunhyuk )


Desiran ombak pantai menambah kesanku hari ini. Aku bahagia sekali hari ini, tiada hari seindah hari ini. Aku benar-benar bersyukur telah memilikimu seutuhnya. Teringat masa lalu, selama 3 tahun lamanya kita menjalin kasih sebagai sepasang sejoli yang memang susah terpisahkan. Hanya maut ku rasa dapat memisahkan kita. Canda, tawa, tangisan, senyuman terukir manis selama 3 tahun belakangan ini. Sekarang, tiada lagi yang kuinginkan selain dirimu. Hanya kau yang aku punya didunia ini, hanya kau.

***

Hye Jin P.O.V

Hari ini adalah hari pernikahanku dengannya, Setelah kurang lebih 3 tahun menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih, sekarang kami resmi menjadi suami istri. Aku bahagia, itu kata biasa, simple tapi itulah yang bisa aku lukiskan kepada orang-orang disana. Sebenarnya perasaanku lebih dari kata bahagia dan lebih lagi. Namun untuk itu, sulit untuk mendeskribsikannya kedalam kata perkata. 

Kami berjalan keluar dari gereja dan menghampiri gerombolan tamu undangan yang telah berkumpul didepan sana. Donghae mengapit tanganku dilengannya. Senyum bahagia masih terpancar diwajah kami berdua. Kami berhenti didepan gerombolan orang yang nantinya akan merebut bunga cantik yang kini berada ditanganku. Dengan semangat yang begitu membara mereka semua mempersiapkan diri mereka. Aku dan donghae memberi aba-aba secara bersamaan, pada hitungan ketiga kami melepar kebelakang bunga itu. Suara teriakan dari para gadis dan ekspersi kekesalan dari wajah teman-temanku yang tidak mendapatkan bunga itu terpampang jelas didepan mataku, dan ternyata yang mendapatkan bunga itu adalah Eunhyuk sahabat Donghae. 

“OMO! aku mendapatkan bunga ini! Tak kusangka.. Hahaha“ seru eunhyuk sambil memandangi bunga ditangannya dan tersenyum bahagia seakan yang sedang mengalami pernikahan yang sesungguhnya dia
“Hahaaaa“ balas tawa dari bibir donghae yang datang menghampirinya lalu memeluknya erat. Aku hanya tersenyum melihat 2 orang itu 
“Oh ya, Selamat ya atas pernikahanmu“ ucap eunhyuk sambil membalas pelukan sahabat karibnya itu
“Gamsahabnida, Eunhyuk ssi“ Balas Donghae senang 
“Hye Jin!“ seru Hyorin dari belakang sambil berjalan cepat menghampiriku. Aku menoleh ke arah sumber suara itu dan melukiskan senyum manis saat ku lihat sahabatku itu menghampiriku 
“Hyorin" ucapku manja dan memeluknya cepat 
“Selamat ya.. aku iri sekali padamu“ Balasnya dan memelukku lagi 
“Hahaha.. Makanya, cepatlah menyusul seperti ku“ balasku memberikan tawa sukacita kepadanya 
“Huu.. Kau ini..“ Hyorin memanyunkan bibirnya yang mungil itu seperti anak kecil yang sedang kehilangan balonnya 
“Oh iya, terima kasih ya kau sudah mau datang“ ucapku 
“Ne..“ kali ini hyorin sudah tersenyum manis lagi
“Yasudah.. Pergilah, kasihan suami mu itu sudah menunggu disana..“ timpal hyorin dengan nada sedikit mengejek
“Baiklah , aku pergi dulu yaa..“ 

Aku segera menghampiri suami ku yang kini tengah berdiri menyandar disamping mobil yang terparkir didepan gereja. Dengan senangnya ia langsung menyambut kedatanganku layaknya sang putri raja, ia membungkukan badannya dan mempersilahkan aku untuk masuk kedalam mobil. Aku hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya seperti itu. 

***

Donghae P.O.V

Pernikahan kami dilaksanankan dipulau Nami. Pulau yang selama ini aku idam-idamkan untuk jadi tempat pernikahanku dan Hye Jin. Selama ini aku punya impian untuk menikah disebuah pulau dan kini semuanya terlaksana. Akhirnya, tak berapa lama dari gereja, aku sampai disebuah villa dimana kami akan menginap disana. Belum sempat kami masuk kedalamnya aku langsung buru-buru mengajak Hye jin untuk pergi kesebuah pantai yang cukup dekat dari villa. Hanya dengan menggunakan sepeda biasa yang dihiasi balon berwarna warni, bunga bunga disetiap sisinya juga boneka teddy bear yang berada didepan keranjang mini mempercantik sepeda itu . aku melihat raut wajah kagum dari wajah Hye Jin. Ia begitu terpukau dengan kejutan kecil ini. 
“Indah sekali.. benarkah kau yang menghiasnya?" tanyanya yang tidak lepas memandangi sepeda cantik ini 
“Ya, aku menghiasnya saja“ ucapku sambil diiringi tawa kecil dari mulutku
“Aku suka“ Hye jin memandangiku
“Baiklah, kalau begitu aku sudah berhasil membuatmu suka, ayo kita pergi..“ ajakku sambil menarik tanganya untuk segera duduk dibangku belakang
“Kemana?“ tanyanya 
“Ke surga..“ ucapku sambil mengedipkan sebelah mataku genit
“Kau mau kita mati sekarang ?!“ serunya dengan wajah terkejutnya yang menurutku itu lucu. Dia menanggapinya serius 
“Bagaimana mungkin aku mau mati, aku bahkan sudah mati.. di depanku sudah ada malaikat dari surga yang sedang bersamaku“ ucapku menggoda. Walaupun kami sudah 3 tahun menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih dan juga sekarang sudah menikah. Tapi gemuruh di jantungku itu tak kunjung normal. Jantungku selalu berdegup tak wajar kalau bersamanya 

Disepanjang perjalanan menuju pantai, Hye Jin merekam semua dengan kamera ditangan kirinya, sedangkan tangan kanannya memelukku erat. 
Setiap hembusan angin yang lewat kunikmati dengan hati senang. Aku suka hari ini. Cuaca begitu mendukung perasaanku. Matahari tersenyum cerah dan memancarkan hangatnya sinar itu sehingga mempercantik pemandangan disini. Sinarnya yang terang itu masuk kedalam sela sela pohon pohon tinggi yang berada disisi jalan sehingga terlihat sangat indah. 
Taklama kemudian kami sampai dipantai itu. Pantai ini terlihat sepi, itu karena aku yang menyewanya selama sehari pada temanku. Sesampainya disana tanpa rasa malu Hye Jin langsung berlari seperti anak kecil menghampiri ombak pantai yang menerpa. Padahal ia masih mengunakan gaun pengantin yang begitu panjangnya. Aku hanya tersenyum kecil melihatnya seperti itu.
Aku duduk diatas pasir putih yang beralaskan tikar kecil berwarna kuning terang. Kupandangi gadis yang sudah menjadi istriku yang kini tengah bermain pasir dibibir pantai. Aku begitu mencintainya dan takkan mau kehilangannya. Selama ini ia begitu menderita. Sejak umur 10 tahun ia sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan pesawat dan adiknya pun meninggal saat ia umur 8 tahun karena penyakit kanker yang diidapnya dari kecil. Sejak saat itu ia menjalani hidupnya yang suram tanpa ada kata bahagia. Apalagi ia masih kecil saat itu, seharusnya ia menikmati masa kecil dengan bahagia tetapi ia malah menerima air mata yang selalu datang disetiap harinya. Pernah ia berfikir untuk mengikuti jejak kedua orang tuanya dan juga adik nya itu. Namun hal itu berhasil digagalkan oleh paman dan bibi nya yang menjadi orang tua barunya saat itu. Sejak ditinggalkan oleh orang tua dan adiknya itu Hye Jin jarang sekali tersenyum, ia menjadi sosok wanita pendiam. Ia hanya mempunyai 1 teman yang sampai sekarang sudah menjadi sahabat karibnya. Dan ia hanya pernah berpacaran sekali seumur hidup yaitu denganku. Berbeda dengannku yang sudah mempunyai mantan yang aku sendiri tidak bisa menghitungnya ada berapa. Tapi sejak mengenal Hye jin, aku berubah. Aku berubah menjadi pria yang lebih baik. Aku mengenal cinta dan kesetiaan dari Hye Jin. Dan juga aku banyak belajar darinya walaupun secara tidak langsung. 


***

Diujung pantai, ada seorang pria yang sedang berdiri mematung sambil memegang sesuatu benda ditangannya. Ia mengamati dan mengikuti Donghae dan Hye Jin sejak mereka pergi meninggalkan gereja itu. Ia mengenakan jas hitam dan sepatu ventovelnya yang berwarna hitam mengkilap. 
“Kuberi kau waktu untuk berbahagia dengan Hye Jin sekarang ini. Tapi setelah itu, kau tidak akan bisa merasakan semua kebahagiaan itu lagi, Lee Donghae.. hahahaa“ ucap lelaki itu sambil mencium benda yang berada ditangannya itu dengan penuh penghayatan

***

Hye Jin P.O.V

Aku sedang asyik bermain dengan ombak dipantai ini. Aku memainkan kakiku dengan ombak kecil yang datang. Tiba-tiba seseorang memelukku dari belakang dan menganggkatku untuk berputar–putar diudara. Sontak aku langsung berteriak keras. 
“Aaaaa“ seruku 
Ia memeluk perutku dan memutarkan ku diudara sambil tertawa pelan. Walaupun tawanya tersengar pelan, Aku mendengarnya jelas karena suaranya dekat dikupingku. Begitu ia menurunkanku kembali aku langsung
membalikan badanku kebelakang dan mendapati suamiku sedang tersenyum manis kepadaku. 
“Kau ini.. mengagetkan saja..“ ucapku mendegus pelan. Ia melingkari tangannya dipinggangku, Jarak kami sangat dekat.
“Kau mudah sekali terkejut ya.. hahahaha..“ ia tertawa dengan wajah tanpa dosa seperti itu, apa ia tidak tahu kalau aku hampir terkena serangan jantung ? aku memanyunkan bibirku kedepan karena kesal begitu mendengar ucapannya.
“hei , mengapa bibirmu seperti itu ? apa mau aku cium?“ ucapnya menggoda 
Mataku terbelak keluar. Reflek aku langsung menutup bibirku dengan kedua tanganku. 
“Kan tadi digereja sudah..“ ucapku dengan suara yang tidak begitu jelas. Tapi aku yakin ia bisa mendengar perkataanku. 
“Itu digereja, sekarang ini dipantai.. Lepaskan tanganmu..“ ucapnya sambil memandangiku dalam. Aku mulai gugup ketika ia memandangiku seperti itu. Dasar curang, setiap keadaan ini terjadi, ia pasti selalu begini, memandangiku dengan tatapan seperti itu sehingga membuat jantungku tak berdaya. 
“Aa..Apa yang kau katakan“ ucapku dengan terbata–bata. 
Ia melepaskan pelukannya yang melingkari dipinggulku dan perlahan melepaskan kedua tanganku yang kini tengah membekap mulutku sendiri. Masih dengan tatapan seperti itu perlahan tapi pasti ia berhasil membuatku tanpa sadar melepaskannya. Kini aku sudah tidak tahu lagi kondisi jantungku sendiri. Rasanya sudah mau meledak. Aku mulai merasakan hembusan nafasnya dan tak lama kemudian... 
“Muah“ 
Ia menciumku lembut. Aku benar-benar kalah jika ia sudah bersikap seperti ini. Deburan ombak yang menghantam kakiku juga hembusan angin yang lewat memperkuat suasana romantis ini. Bayangkan hanya ada kami berdua disini tidak ada siapapun, bukankah itu sangat romantis? 

***

Donghae P.O.V

Kami makan berdua sambil menikmati pemandangan dipantai ini. Makanan kali ini kimchi dan spageti. Lucu memang, makanan barat dicampur dengan makanan korea. Kami saling suap-suapan dan tertawa lepas. Padahal aku tidak tahu apa yang membuat kami tertawa. Setelah makan aku dan Hye Jin berfoto–foto. Tidak seperti pasangan lainya yang berfoto menggunakan gaya yang mesra. Tapi kami malah bergaya dengan adegan bermacam-macam. Berpose gayanya anak kecil, memamerkan wajah aneh, pose cemberut sambil memanyunkan bibir kedepan dan masih banyak lagi. Kami berlari mengelilingi bibir pantai itu layaknya anak kecil dan aku juga membuat istana pasir yang besar untukknya. Kami saling berlomba membuat bangunan dari pasir, dan sepertinya aku yang menang. Hahahaha, dia payah dalam bidang ini. Aku sudah pasti pemenangnya

***

Lelaki itu masih setia memata–matai Donghae dan Hye Jin dari jauh. Ia mulai emosi dan berusaha untuk menahan dirinya yang mulai gila itu. 
“Hari ini akan aku buat kau merasakan apa yang orang tuaku rasakan. Selama ini aku hidup sendirian karena kau, kau yang membuatku kehilangan mereka! Kau yang membuatku hidup menderita selama ini! Walaupun selama ini kau selalu baik padaku, namun hal itu tidak akan menghapus semua rasa benci ku padamu“ gumam orang itu dan meremas apa yang ada ditangannya sehingga menjadi hancur dan tidak indah lagi

***

Hye Jin P.O.V

Dongahe membuat gambar Love besar diatas pasir mengunakan sepatunya. Lalu kami berdua tiduran sambil memandangi langit biru diatas sana. Ia menggenggam tangannku erat. Begitu menatap langit yang cerah aku merasa seperti waktu sudah berhenti. Yang ada hanya aku dan Donghae didunia ini. Donghae membalikan posisi badannya menghadapku, aku menoleh kesamping dan mendapatinya sedang tersenyum manis padaku. Akupun ikut membalikan posisi badanku menghadapnya. Kedua tangan ku digenggamnya erat. Kami pun saling bertatapan satu sama lain sambil senyum-senyum sendiri lalu tertawa kecil. Entah apa yang membuatku tertawa, aku tidak tahu. Apakah kami sudah gila? Atau... Kami sedang di mabuk cinta? Entahlah... 

“Hye Jin, Apa kau mau berjanji padaku?“ tanya Donghae yang memecahkan keheningan diantara kami.
“Janji apa? Aku mau saja asal kau jangan menyuruhku berjanji melupakanmu“ Balasku
“Tentu tidak bodoh, Kau hanya berjanji bahwa ‘kau akan selalu mencintaiku dan takkan mengantikan ku dengan pria manapun‘“ ucapnya sambil menatapku dalam. 
“Tanpa kau bilangpun, Aku akan berjanji, Tapi, kau juga harus berjanji padaku..“ kali ini giliran aku yang menyuruhnya untuk berjanji. 
“Janji apa?“ Tanyanya
“‘kau akan selalu mencintaiku, takkan mengantikanku dengan wanita lain dan akan selalu berada disisiku selamanya‘“ ucapku dan dibalas anggukan olehnya
“Tentu, aku berjanji padamu..“ jawabnya dengan bersungguh sungguh. 
Tak lama setelah ia berkata seperti itu kami tersenyum dan saling bertatapan satu sama lain. 
“Hei, kau mau bermain?“ tanyanya sambil menaikan kedua alisnya.
“Main? Main apa?“ tanyaku sambil bangkit dari pasir dan membersihkan diriku dari butiran pasir putih yang menempel ditubuhku. 
“Petak Umpet!“ ucapnya bersemangat. Tingkah anak kecilnya kembali seperti masa anak kecil dulu 
“Hm.. Baiklah, Siapa yang jaga?“ tanyaku 
“Kita suit saja..“ usulnya. Setelah suit ternyata aku yang kalah jadinya aku yang jaga. Aku menghitung angka 1 – 10 sambil menutup mataku 
“Satu....Duaa.. Tigaa..Empat..Lima..Enam..Tujuh...Delaa...“
“DORR!!!“ Setiap kata dari mulutku tiba–tiba terhenti saat aku mendengar suara yang begitu besar barusan. Aku langsung menoleh kerarah dari mana suara itu berasal. Aku mulai panik ketika melihat lelaki berpakaian serba hitam dan dengan topeng berwarna hitam yang menutupi wajahnya lari dari semak semak disana. Ku teriakan nama Donghae, namun aku tidak mendapat balasan darinya. Aku mulai panik dan takut ketika aku mendengar suara rintihan seseorang yang mungkin tidak asing lagi ditelingaku
"DONGHAEE!! DIMANA KAU?!! INI TIDAK LUCU!!!" Teriakku panik dan tak sengaja. Air mata itu mengalir begitu saja. Padahal aku tidak tahu apa yang sedang terjadi disini

***

Biarkan aku bersamamu disini, di tepian pantai, Menatap indahnya dunia bila bersamamu. Biarkan aku bersamamu selama aku mampu untuk hidup.
Suara itu! JANGAN! 
Apa itu? Akupun tidak tahu. Tolong. Jangan buat aku khawatir. Aku hanya berharap. Berdoa kepada Tuhan

***

To Be Continue
Gamsahabnida yang udah baca ^^
Maaf kalau jelek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar