WHY
??
PART
29
#Kyuhyun
POV
Tanpa
berpikir panjang lagi aku langsung pergi kerumah kara. Kecepatan motorku sangat
tinggi. Kusalip-salip beberapa kendaraan yang menghalangi jalanku. Diotaku saat
ini hanya ada kara. Bagaimana dia bisa sakit? Apa karena aku?
Aku
berlari menuju pintu samping rumah. Kunaiki anak tangga menuju kamar kara.
Pintu kamarnya terbuka, kulihat dari depan pintu, ada euma kara dan suri
disamping tempat tidurnya.
“
permisi.. “ ucapku sambil mengetuk pintu.
Euma
kara dan suri menoleh kebelakang.
“
kyuhyun, sini .... “ ucap euma kara. Aku berjalan pelan menuju tempat tidurnya.
Kulihat dirinya sedang tertidur ditempat tidurnya. Mukanya benar-benar pucat.
Ia tidur masih menggunakan seragam sekolah, memangnya kara habis dari mana?
“
euma mau kebawah dulu ya.. kalo kara bangun kasih buburnya “ euma kara bangkit
dari tempat tidur dan keluar dari kamar kara. Kudengar langkah kaki euma yang
makin lama makin menghilang. Aku yang sedari tadi berdiri lalu duduk dibibir
tempat tidur itu sambil memandangi wajah kara.
Kutaruh
tanganku dipipinya, panas sekali...
“
bagaimana kara bisa ketemu? “ tanyaku pada suri. Suri menoleh .
“
ternyata dari tadi dia ada dikamarnya. Diam diam dia pulang. Dari tadi pagi
sampai petang begini dia belum makan. Tadi aku baru ditelfon sama eumanya kara.
Aku dateng, kara udah tidur begini. Katanya dokter dia pingsan.... “ jawabnya
panjang lebar.
Dia
pulang kerumah? Apa gara-gara kejadian tadi pagi ? mian kara ...............
Kupandangi
wajahnya tanpa berkedip. Matanya sembab, apa dia habis menangis?
“
hmm.. aku kebawah dulu ya .. “ tiba-tiba suri pergi dari sini. Apa dia sengaja
meninggalkan aku dan kara sendiri? Kudengar suara pintu tertutup. apa suri
menutup pintu kamarnya?
Mataku
berkeliling dikamar ini. kamarnya rapih, tidak seperti kamarku. Semuanya
tersusun pada tempatnya. Ada beberapa bingkai foto kara ,mulai dari dia yang
masih kecil sampai saat ini . semuanya lengkap tergantung didinding. Aku
tersenyum kecil melihatnya. Lalu mataku berhenti pada sebuah bingkai foto yang
ada dimeja samping tempat tidur kara. Itu foto kami berdua. Dia sama sepertiku.
Aku juga menyimpan foto kami dikamarku. Kuambil foto itu dan kupandangi lekat
lekat. Kara yang ada disini dan difoto ini berbeda sekali. Dia terlihat cantik
dan segar, sedangkan yang ada disampingku saat ini terlihat pucat pasi.
“
oppa ..... “
Suara
itu. aku menoleh kesamping dan mendapatinya sedang memandangiku.
“
mengapa kau ada disini? “ tanyanya dengan suara yang sangat pelan dan sedikit
serak. Aku tidak menjawab pertanyaannya. Kuambil segelas air putih yang ada
dimeja dan memberikannya pada kara.
“
ini minum dulu “ ucapku. Kuambil punggung kepala kara dan membantunya untuk
menegakan kepalanya.
“
au .. “ ucapnya sambil menutup kedua matanya. Kutaruh gelas itu dimeja dan
mengenggam punggung kara yang hampir jatuh.
“
kau kenapa? “tanyaku.
“
kepalaku pening “ ucapnya sambil menunduk.
“
yasudah , ini minum dulu. Abis itu baru tiduran lagi .. “ kuambil gelas itu dan
memberikan padanya. Diminumnya air putih itu beberapa teguk. Kemudian gelasnya
kutaruh kembali.
Aku
majukan badanku hingga jarakku dan kara hanya beberapa centi. Kubedirikan
bantal-bantal yang ada dibelakang kara agar ia bisa duduk sambil bersandar.
Namun tiba-tiba kara langsung memelukku. Tanganku
yang sibuk bergerak menyusun bantal langsung berhenti. Bisa kurasakan kalau
segujur tubuhnya sangat panas. Namun aku tidak merasa risih ataupun terganggu.
Aku malah merasa bahagia.
Kuangkat
kedua tanganku dan melingkari punggunya. Jarak diantara kami benar-benar
hilang. Kupeluk tubuhnya erat.
“
dasar jahat ... kau ini benar benar jahat. Teganya kau mempermainkan hatiku.. “
ucap kara. Kupeluk tubuhnya semakin erat.
“
mian, mianhae........ “ kutompang daguku dibahunya sehingga telinga kami saling
bersentuhan.
Kara
diam , begitu pun dengan aku.
“
hmm.. baiklah, kalau begitu kau harus makan dulu “ kulepas pelukanku dan
menyandarkan tubuh kara dibantal yang sudah aku susun. kara menggeleng.
“
ani, aku tidak nafsu .. “ ucap kara ..
“ kau harus makan, bukankah dari tadi pagi kau belum makan? “ kuambil semangkuk bubur yang ada dimeja . lagi-lagi kara menggeleng.
“ kau harus makan, bukankah dari tadi pagi kau belum makan? “ kuambil semangkuk bubur yang ada dimeja . lagi-lagi kara menggeleng.
“
tapi aku tidak nafsu .. “ ucapnya.
“
kalau kau tidak mau, aku cium nanti. “ ancamku. Mata kara terbelak sedikit
besar. Sepertinya ia terkejut dengan perkataanku barusan. Namun tak lama
kemudian ekspresi wajahnya kembali seperti semula. Terlihat datar dan biasa
saja.
“
maksudku bukan cium pipi, tapi yang ada dibawah hidung. “ kataku sedang evil
smirk ku. Kali ini ucapanku benar-benar membuat kara terkejut. Ia langsung
menutup mulut dengan kedua tanganya.
“
coba saja kalau kau berani. Disinikan ada euma “ ucapnya dengan suara yang
sedikit berat karena saat ini ia sedang membekap mulutnya sendiri.
“
aku berani .. lagi pula euma mu sedang sibuk berkerja. “ balasku yang tak mau
kalah.
Kali
ini aku yakin ia benar-benar takut. Matanya berkedip jauh lebih cepat. Melihat
ekspresi wajahnya seperti itu, aku jadi senang melihatnya. Saat-saat seperti
ini yang aku suka.
Kudekatkan
wajahku kewajahnya. Matanya terbelak jadi lebih besar. Kini jarak kami
benar-benar dekat. Kutatap matanya lekat-lekat . kara tidak berani menatap
mataku.
“
mau apa kau .. “ ucapnya.
“
makannya makan, mau makan atau tidak? “ pertanyaanku langsung dijawab dengan
anggukannya. Aku langsung tersenyum menang.
Kumundurkan
kepalaku kebelakang dan mengambil semangkuk bubur dimeja.
“
buka mulutmu, sampai kapan kau akan membekap mulutmu sendiri? “ tanyaku yang
sudah siap dengan sesendok bubur ditangan kananku. Dilepaskan jari-jari
tangannya yang menempel dimulutnya.
“
nah begitu , sekarang makan ini “ kulayangkan sesendok bubur dan memasukan
kedalam mulutnya. Tak lama kemudian dikunyahnya bubur lembek ini.
#
Kara POV
Kini
sudah malam, dan panasku belum reda juga.kupandani jam yang ada didinding sudah
menunjukan pukul 10 malam. Kyuhyun pasti sudah tidur. Sedangkan aku, mataku
masih terbuka sampai sekarang. Kubuka ponselku, dan kucek kotak masukku. Tidak
ada pesan baru dari kyuhyun. Membosankan.
Aku
bangkit dan duduk ditempat tidurku, mataku berkeliling.
“
enaknya ngapain ya? “ ucapku. Mataku terhenti pada komputer berwarna hitam
milikku yang ada dimeja belajar. Tiba-tiba aku terfikirkan sebuah ide . dengan
sigap aku langsung turun dari kasurku dan berjalan kemeja komputerku. Hahahaa..
saatnya kita berkerja.
#
kyuhyun POV
Aku
bangun dipagi-pagi buta, sekarang jam sudah menujukan pukul 5 pagi. aku pergi
kekamar mandi setelah itu aku berganti seragam sekolah. Aku berjalan kedapur
dan kuambil sereal yang ada dilemari lalu sarapan. Sebelum sekolah, aku mampir
kerumah kara dulu lah....
“
kyuhyun, tumben pagi-pagi kesini .. mau jenguk kara? “ ucap euma kara sambil
membuka pintu.
“
iya, karanya udah bangun? “ tanyaku sambil masuk kedalam rumah ini.
“
udah bangun, dia gak mau tidur dari tadi. Padahal badannya masih panas “ ucap
euma kara sambil menggeleng menceritakan kelakuan anaknya.
Kuketuk
pintu kamar kara. Lalu dari dalam sana terdengar suara kara sedang berteriak.
“
euma masuk aja ! “
Kubuka
pintunya perlahan. aku terkejut melihatnya sedang asyik didepan komputernya.
Sedang apa anak itu? lalu tiba-tiba kara berseru.
“
selesai ! hahahaa “ ia berteriak sambil mengangkat kedua tangannya. Aku
berjalan dari pintu mendekat. Kulihat seperti ada sebuah kumpulan foto, namun
aku tidak melihatnya dengan jelas karena jaraknya yang begitu jauh . aku
penasaran dan semakin mendekat.
Tiba-tiba
foto itu di close olehnya. lalu ia menoleh kebelakang.
“
oppa ! “ serunya. Melihatnya terkejut aku jadi ikut terkejut. Diputarnya bangku
komputernya kebelakang hingga posisinya berhadapan denganku.
“
kau sedang apa disini ? “ tanyanya.
“
aku mau jenguk si babi tua .. kau lagi apa? “ kini aku yang balik bertanya. Aku
berjalan mendekatinya. Ia memundurkan bangkunya kebelakang seperti berusaha
untuk menutupi komputernya.
“
ah.. a..aku tidak sedang apa-apa kok.. “ jawabnya yang nampak gelisah. Kutatap
matanya lekat sambil kusipitkan mataku. Sikapnya makin aneh saja.
“
kau.. kau mengapa menatapku seperti itu? “ tanyanya yang terlihat gugup.
Kutempelkan
punggung tanganku didahinya. Ternyata badanya masih panas.
“
badanmu panas mengapa tidak istirahat? “
“
aku belum mengantuk “ jawabnya santai.
“
tapi badanmu masih panas, cepat sana tidur . “ perintahku.
“
oppa, aku belum mengantuk. Nanti saja ya.. “ elaknya.
Dia
benar-benar anak nakal. Akhirnya kugendong saja dia menuju tempat tidurnya.
Kutaruh tangan kiriku dipahanya dan tangan kananku dipunggungnya.
“
hei, kau mau apa? Turunkan aku ! “ ia memberontak pelan. Digerakan lah tubuh
dan kedua kakinya sambil memerintahku.
Kuturunkan
dia ditempat tidurnya. Ia baru diam. Kutarik selimutnya yang hampir jatuh
kelantai untuk mentup tubuhnya.
“
tidurlah, jangan kemana mana. Supaya kau cepat sembuh. “ ucapku.
Ia
diam sejenak dan memandangiku.
“
kau sama saja seperti euma dan appa “ dimanyunkan bibirnya kedepan seperti
orang cemberut.
“
sudahlah, jangan seperti anak kecil lagi. Banyaklah istirahat supaya besok kau
bisa masuk. Mengerti ? “
“
tidak, aku tidak mengerti. “ ia menoleh kesamping membelakangiku .
“
hei kim kara .. “ kutarik bahunya sehingga ia kembali pada posisi semula. Lalu
kupeluk dirinya. Kulingkari kedua tanganku dilehernya dan kutempelkan kepalaku disamping
dikepalanya.
“
kau harus banyak istirahat , kim kara ......... “ bisikku pelan.
Tak
lama kemudian kuangkat kembali kepalaku dan kulepaskan pelukanku.
“
baiklah, sekarang aku harus kesekolah.. jangan lupa sarapan yang banyak dan
istirahat yang banyak . “ ucapku . aku berdiri dari tempat tidurnya melangkah
pergi. Baru beberapa langkah aku berjalan kara sudah memangilku.
“
oppa ... “
Aku
menoleh kebelakang. Aku sedikit terkejut melihat posisinya sekarang. Ia
merentangkan kedua tanganya seperti mengajak orang untuk berpelukan sambil
tersenyum manis. Terpaksa aku balik lagi karena aku tidak bisa menolak yang
satu ini.
Aku
duduk dan langsung menariknya untuk masuk kedalam dekapanku. Kupeluk tubunya
yang hangat ini dengan sangat erat. Kepala kami saling bersentuhan .
Kudekatkan
bibirku ditelinganya lalu berbisik.
“
saranghaeyo kim kara.......... “ bisikku.
“
saranghaeyo Cho Kyuhyun .............“ balasnya.
Kini
aku tidak bisa menyembunyikan senyum kebahagian dipipiku. Padahal hanya satu
kalimat. Tapi mengapa bisa membuat aku begitu bahagia ? ............
#
Kara POV
Sekarang
sudah siang. Aku kembali duduk dimeja komputerku. Kulihat beberapa jam tangan
yang ada ditoko online. Semuanya bagus bagus. Namun aku lebih tertarik pada jam
yang bewarna biru tua yang ada motif love didalamnya.
“
ini bagus juga. Aku pilih ini sajalah “
Aku
sudah tidak sabar menunggu. Besok aku ingin pergi kemall . aku mau beli kertas
kado, dan juga bingkai foto. Tidak lupa ketempat cuci foto. Perfect. ~~
Aku
turun dari bangku komputerku dan berjalan menuju pintu kamarku. Kubuka pintu
ini perlahan lalu kepalaku mendongkah kebawah. Wah, euma sedang tidak ada ..
diam-diam aku berjalan menuruni anak tangga dan berjalan kedapur.
Aku
merasa lega karena tidak ada siapapun didapur. Kubuka pintu kulkas ini dan aku
cukup terkejut karena aku melihat begitu banyak makanan disini.
“
wah, banyak makanan ... “ aku hampir saja ngences melihat kulkas ini terisi
penuh dengan cemilan yang beraneka ragam.
“
hmm.. kalau banyak makanan seperti ini aku tidak akan kesusahan waktu membuat
kue. Hihii “ ucapku.
Aku
langsung beraksi. Kuambil baskom , mangkuk, sendok, mixer, dll. tepung, telur,
mentega , soda kue, baking powder dan juga berserta kawan-kawannya sudah
terkumpul dimeja.
“
baiklah, langkah pertama kita akan buat adonannya. Hmm.. tepungnya dimana ya?
Kucari tepung yang sudah kutaruh dimeja. Namun tiba-tiba saja kepalaku pusing
dan terasa berat.
Kupegangi
kepalaku yang semakin pusing. Aku jongkok sambil menunduk. Kenapa kepalaku jadi
pening gini? Apa karena kurang tidur?
Ah
sudahlah tahan saja. Aku kembali berdiri dan langsung berpegangan pada ujung
meja karena aku hampir terjatuh. Tak lama kemudian tubuhku mulai membaik.
Kuambil
tepung dan kumasukan telur kedalam mangkuk kaca satu persatu. Namun saat
memasukan telur aku merasakan ada yang mengalir dihidungku.
Tiba-tiba
darah kental keluar dari hidungku. Dengan cepat aku langsung mendongkah
kepalaku keatas. Dan menutup lubang hidung dengan jari-jari tanganku.
Lama-lama
menoleh keatas kepalaku jadi berat. Mataku sudah mulai kunang kunang. Aku
berusaha untuk berjalan keruang tamu untuk mengambil tissue. Belum aku keluar
dari dapur, tubuhku sudah jatuh terkapar dilantai keramik ini. kedua mataku
sudah tertutup dan aku sudah tidak sadarkan diri .
Gomawo udah mau baca ~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar