Fanfiction Because I love you part 2

"Because I Love You"

Part 2


Bisakah kau rasakan sakitnya rasa itu? 
Bisakah kau mendengar jeritan kesakitan itu?
Bisakah kau melihat betapa sakitnya itu?
Aku bisa. 
Aku dengar. 
Aku lihat...
Dan tolong katakan...
Aku merasakannya

***

Hye Jin P.O.V

Tubuhku terpaku diam saat melihatnya terkapar diatas pasir putih sedang merintih kesakitan sambil memegangi dada sebelah kirinya yang kini telah dilumuri darah. Aku terkejut setengah mati, apa ini? Apa yang terjadi? Aku tidak yakin nyawaku masih disini, yang kurasakan, ketakutan itu menghampiriku. Menyapaku dan tersenyum. Aku langsung berlutut didepannya dan membantunya untuk berdiri. Ku ambil tangan kirinya untuk melingkari leherku sehingga memudahkannya untuk berjalan. Bahuku terasa berat, namun semua rasa itu langsung hilang dalam sekejap saat ku dengar suara rintihannya yang terdengar samar samar ditelingaku. 
“H..yee..Hyee..J..iin..“ kudengar suara itu. Suara sakit dari mulutnya. 
“oppa, kau harus kuat!“ pintaku. Tak kurasa air mata yang berharga itu menggenang di pelupuk mataku dan bergulir kewajahku. 
Tidak ada yang kupikirkan selain keselamatan donghae saat ini. Yang ku inginkan dia selamat. Jantungku berdekup kencang. Aku takut kehilangan dirinya, aku takut kehilangan dirinya. 
Kalau aku bisa menukarkan posisiku di posisinya sekarang, tukarlah! Aku rela. 
"Kumohon Tuhan, selamatkan dia...“ seruku dalam hati. 
Aku menopangnya sampai kami tiba ditempat parkiran sepeda kami yang kini sedang berdiri cantik disamping sebuah pohon kecil dipantai itu. Kubantu donghae untuk duduk dibangku belakang. Aku cukup kewalahan untuk duduk mengingat saat ini aku masih mengunakan gaun pengantin yang panjangnya melebihi kakiku sendiri. 
Dengan bertelanjang kaki, ku gayuh sepeda itu dengan sekuat tenaga. Rasanya berat sekali, namun aku tidak patah semangat. Saat ini donghae tengah memeluk perutku dengan erat. Aku harap ia bisa melakukannya sampai kami tiba di rumah sakit. 
Cuaca tidak secerah tadi, matahari mulai bersembunyi dibalik tebalnya awan putih. Langit pun sudah tidak sebiru seperti tadi pagi. Kumpulan air hangat kini terkumpul dipelupuk mataku dan tak lama kemudian mereka jatuh membasahi pipi ku. Jujur, saat ini aku merasa takut. Takut sekali. Setiap detiknya aku merasa air mataku jatuh dan keluar dari tempatnya. Aku menangis sepanjang jalan. Rasanya aku tidak kuat untuk mengayuh sepeda ini karena aku merasa semuanya berat.
Aku menepi kepinggiran jalan, aku baru ingat mengapa aku tidak menelepon pak Kim sopir kami untuk menjeput ku dan donghae disini. Kuambil ponselku yang ada dikeranjang depan dan mengambilnya. Ku goes kembali sepeda ini sambil menekan nomor pak Kim. 
Langit mulai mendung, kini teriknya cahaya matahari benar benar hilang. Yang ada hanya bunyi gemuruh dari langit yang berteriak tiada henti. Tak lama kemudian, rintihan air menetes jatuh ketanah, semakin lama, air itu semakin banyak dan membasahi tubuhku. Aku mulai khawatir dengan donghae yang kini tengah diam tak bersuara. Pelukkannya sudah tidak seerat lagi. Dan hujan semakin deras membasahi kami. 


***

Ditengah perjalanan, Donghae melepaskan pelukananya yang sempat melingkari pinggang Hye Jin. Ia kedinginan, dan jantungnya mulai melemah. Matanya terbuka tutup dan bibirnya bergetar. Ia berusaha untuk tetap hidup, Namun, tak lama kemudian jantungnya telah berhenti berdetak, hembusan nafasnya telah berhenti dan matanya telah tertutup rapat. Yang tertinggal hanya wajah pucat pasi dan dada yang berlumuran darah tanpa ada jiwa disana.

***

Perasaanku menjadi tidak enak, ada rasa cemas didalam hatiku. Tubuh ku mengigil karena sedari tadi air hujan berhasil membasahi tubuhku. Aku merasa ada yang hilang, tapi apa? 
“Oppa“ Panggilku sambil menengok kebelakang walaupun tidak bisa melihat wajahnya.
Tidak ada sahutan, hening.... 
Kutundukan kepalaku, aku terkejut karena tangannya kini sudah tidak memelukku. Kuambil salah satu tangannya untuk melingkari pinggalku namun lepas kembali. Aku semakin panik karena mendapati tangannya yang begitu dingin seperti es. 
“Oppa!!“ seruku kali ini dengan suara yang cukup keras. 
Lagi lagi tidak ada sahutan darinya. Aku merasa lelah, tak lama kemudian sepedaku oleng kesamping dan jatuh menabrak aspal dijalan itu. Aku terjatuh dengan posisi lengan sebelah kiri menyandar diaspal. Kubalikan badanku kebelakang menginggat saat ini donghae sedang terluka. Mendadak aku seperti orang yang kerasukan jiwa. Bagaimana tidak, saat ini ia sedang terkapar diaspal dengan wajah pucat pasi. Kugerak-gerakan tubuhnya agar segera membuka kedua matanya.
“Oppa! bangun! buka matamu!“ seruku dengan mulut gemetaran karena kedinginan. 
Air mataku mengalir membasahi kedua pipiku. Tak lama kemudian aku sudah tidak sadarkan diri.


Kubuka kedua mataku perlahan, aku melihat cahaya terang didepan mataku. Aku melihat sekelilingku. Seperti berada disuatu tempat. 
“Nyonya sudah bangun?" ucap seorang ajjushi yang kini tengah berdiri disamping tempat tidurku sambil memandangiku. Dia adalah pak Kim. Aku diam dan hanya berkedip pelan untuk memberikan jawaban. 
DONGHAE !!! nama itu langsung muncul diotakku. 
“Oppa!!“ seruku yang langsung bangun dari tempat tidurku. Kulihat sekarang aku sudah tidak mengenakan gaun pengantinku lagi melainkan seragam berwarna biru muda. Aku langsung beranjak dari tempat tidurku namun langkahku sempat tertahan karena ada sesuatu yang menusuk tangan kanank. Infus? tanpa berpikir panjang kucabut jarum infus dengan cepat dan langsung pergi meninggalkan ruangan ini mencari dimana suamiku berada.
“Oppa!!“ seruku seperti orang yang kerasukan. Aku berlari disebuah koridor yang cukup panjang. Banyak sekali kamar disini. Lalu seorang yeoja menarik tanganku dari belakang sehingga membuatku berhenti berlari. 
“Kau sedang apa nona? Ada yang bisa saya bantu?“ tanya seorang perawat rumah sakit. 
“Suamiku!! dimana suamiku ?!“ jawabku yang tidak bisa tenang. 
“Siapa namanya?“ tanya perawat itu lagi.
“Ee...Donghae.. Lee Donghae..“ jawabku sambil menangis. 
“Sebentar yaa..“ perawat itu membuka buku yang ada ditangannya. Aku sangat panik, ku gigit bibir bawahku sambil diiringi air mata yang membanjiri pipiku. 
“Suami anda berada dikamar sebelah sana..“ ucap perawat itu sambil menujuk sebuah kamar yang berada paling ujung. Aku langsung berlari menuju kamar itu . ku buka pintunya dengan cepat dan ...................

Langkahku terhenti saat aku melihat seseorang tidur ditutupi kain putih yang menutup seluruh badannya. Kulihat ada appanya donghae sedang memeluk istrinya yang kini tengah menangis. Aku juga melihat Euhyuk juga ikut menangis namun tidak sehisteris eummanya Donghae. Kakiku terasa berat untuk berjalan. Ada apa ini?! Mengapa semua orang pada menangis? Aku berdiri disamping tempat tidur itu. Entah mengapa aku merasa lemas dan ketakutan. Tidak ada yang aku fikirkan, otakku kosong. 
“Hye jin.. kau harus kuat yaa..“ ucap eunhyuk yang kini tengah berdiri disampingku. 
“a.. app..aa mak.sud..mu?“ tanyaku dengan nada terbata-bata. Mulutku bergetar ketakutan, mataku tidak lepas dari kain putih itu. 
“Donghae..“ Eunhyuk membuka kain putih itu secara perlahan, sekarang terlihat jelas wajah orang itu, orang yang kini tengah berbaring ditempat tidur itu dengan mata terutup. Wajahnya pucat, sangat pucat. Air mataku langsung keluar dari pelupuk mataku dan langsung membanjiri pipiku. Dadaku terasa sesak, sulit sekali rasanya untuk bernafas. Mulutku kembali bergetar dan air mata ini tidak bisa berhenti mengalir. 


Donghae P.O.V 

“Ada apa ini? Mengapa semua pada menangis? Eumma, appa, Hye jin, Eunhyuk.. Ada apa dengan kalian?“ seruku yang kini tengah berdiri didepan pintu kamar ini. 
Aku berjalan menghampiri eumma yang tengah menangis. Tiba-tiba langkah ku terhenti saat aku melihat seorang pria yang tengah terbaring ditempat tidur dengan tenang nya. 
Apa yang aku lihat?!! Ada apa ini? Mengapa... Mengapa aku ada disana? Bukankah aku sedang berdiri disini?? Siapa dia? Mengapa mirip sekali denganku?!! Siapa dia!! 
Kakiku terasa lemas, Aku tidak kuat untuk berdiri. Aku berlutut sambil menunduk dilantai itu.
“Ada apa ini?! Ada apa denganku?!“ ucapku, air mataku mengalir lembut dipipiku. Aku takut. Sangat takut.


***

Hye Jin P.O.V

Aku berlutut disamping tempat tidur donghae. Aku menangis dengan keras, Aku tidak bisa mengontrol perasaanku. Eunhyuk ikut berlutut disampingku, ia mengelus elus bahuku dan memberikan nasehat untukku agar aku kuat. Namun hal itu sama sekali tidak berhasil 
“Aku ambilkan air minum dulu ya, tenangkan dirimu“ ucap eunhyuk yang kini beranjak pergi. 
Aku masih menangis saat ini. Aku merasakan sesuatu yang berbeda disini. Kuangat kepalaku dan melihat sekeliling. Aku merasa ada yang menyentuh kepalaku, tapi tidak ada siapapun disini kecuali aku dan Donghae. Aku berdiri sambil memandangi wajah suamiku. Air mataku semakin mengalir deras. Kuambil pergelangan tangannya dan kugenggam erat. "Oppa, tanganmu dingin sekali. Apa kau kedinginan sekarang?“ Tanyaku sambil tersenyum manis diikuti air mata yang jatuh menetes ditangannya. 
“Oppa, kau harus memenuhi janjimu. Kau masih ingatkan?“ ucapku lagi.
Lagi lagi aku merasakan sesuatu yang aneh disini. Aku merasa ada yang menyentuh tanganku. Atau ini hanya perasaanku saja? Tapi.. Ini benar benar nyata... 


***

Ia sedang menangis disana, dipinggiran kolam ikan yang berada dirumah sakit itu. Ia meratapi apa yang kini sedang menimpanya. Ia merasa belum siap dengan keadaan ini. 

***


Aku diantar pulang ke villa, sesampainya disana aku langsung membanting diriku dikasur. Kupejamkan kedua mataku dan perlahan air mataku kini mengalir pelan . 
‘ mengapa ini terjadi ? mengapa dengan cepat ia pergi meninggalkanku . mengapa semua orang yang kusayangi selalu pergi meninggalkan aku sendiri ? apa aku ini gadis pembawa sial ? hahhaa .. yaa .. aku gadis pembawa sial . itu benar .. itu benar sekali .. 
Tuhan , aku harap semua ini hanya mimpi . mimpi belaka . aku harap ketika aku membuka kedua mataku ia orang yang pertama yang aku lihat . 

Perlahan aku terlelap dalam alam bawah sadarku . mungkin karena aku terlalu lelah menangis seharian . aku lelah . sungguh . 


# donghae POV 
Aku berjalan menghampirinya yang kini tengah tidur dikasur ini . aku sedih melihatnya seperti itu . matanya sembab dan hidungnya memerah . aku duduk disampingnya sambil mengelus lembut rambut ikalnya itu . 
Aku berjalan keluar . aku duduk disebuah teras kecil yang berada dibelakang kamar ini . malam ini langit bergitu gelap , tidak ada bintang sama sekali disini . kupejamkan kedua mataku dan menikmati setiap hembusan angin yang lewat . yang terdapat dibenakku saat ini , siapa yang sudah melakukannya padaku ? dan mengapa ia melakukannya ?. 


# hye Jin POV
Tiba tiba aku terbangun dari tidurku . aku merasa ada yang datang disini , seperti ada orang lain yang berada dikamar ini . aku berjalan melihat sekeliling , namun tidak ada siapapun disini selain diriku . aku pergi kekamar mandi namun tidak ada siapapun disana . hari ini aku merasa banyak kejangalan . ada apa denganku ? aku kembali berjalan menuju tempat tidurku . namun langkahku terhenti saat melihat seseorang disana . lelaki yang mengenakan jas hitam sedang duduk memandang langit . aku berjalan pelan menghampirinya . jantungku semakin tidak karuan . rasanya aku ingin menangis , dan air hangat itu kembali mengalir dipipiku . apa yang aku lihat saat ini ?!! benarkah itu dia .. dia datang . Donghae datang ... 

“ oppa ... “ ucapku pelan . dadaku sesak , sulit sekali bagiku untuk berbicara . 
Ia menoleh kebelakang , wajahnya , rambutnya , pakaiannya ... itu Donghae .. apa aku tidak salah lihat ?!! 
Mulutku terbuka dan mataku berkaca kaca . kakiku lemas untuk dilanjutkan berjalan . 
“ b.. been .nark..kkah ii..ini kk.aauu ?? “ 
“ ne . ini aku .. “ jawabnya sambil menujukan senyum manis yang menjadi ciri khasnya itu . 
Ia berjalan menghampiriku dan berdiri tepat didepan ku . 
Kutatap kedua matanya yang begitu lembut . kuangkat kedua tanganku karena ingin sekali menyentuh wajahnya . namun , tidak bisa . aku tidak bisa menyentuhnya . ada apa ini ??!! 
Mataku terbelak keluar saat kusadari aku tidak bisa menyentuh pipi nya . air mataku mengalir deras membasahi seluruh pipiku .
“ oppa .. ada apa ini ? “ tanyaku yang kini sedang berusaha untuk menyentuhnya namun tidak bisa . seperti menyentuh angin . tidak terasa sama sekali . 
ia tidak menjawab , melainkan hanya diam memandangi ku seperti menunjukan wajah penyesalan yang amat mendalam . 
“ oppa !! “ seruku yang masih berusaha untuk menyentuhnya walaupun tidak bisa . 

“ hye jin ! “ seru sesorang yang kini memelukku erat . aku menangis , aku menangis dalam dekapannya . bibiku sedang memelukku erat . ia mengelus – elus rambutku untuk membuatku tenang . 
“ donghae .. “ ucapku sambil menangis kencang . 
“ sudahlah , jangan sebut namanya lagi . ayo kita masuk . “ bibi merangkul bahuku sambil menuntunku menuju tempat tidur diujung sana . 
Bibi mengelus elus rambutku sama seperti apa yang sering eumma lakukan padaku dulu sebelum ia meninggal . aku merasa sedikit nyaman jika bibi sudah berada disampingku . namun mataku kini terpusat pada suamiku yang sedang berdiri didepanku , lebih tepatnya berdiri disamping bibi . aku tersenyum melihatnya yang kini tengah memandangiku . 

“ kau kenapa ? mengapa senyum senyum sendiri ? “ tanya bibi sambil memandangiku penuh tanya . 
“ itu bi , ada donghae disana . “ ucapku sambil tersenyum senyum . 


# bibi POV
Keponakanku kenapa ? tadi , ia menyebut nama Donghae . Tuhan , ada apa dengan Hye Jin ? 
“ sudahlah , jangan berkata yang tidak tidak . “ ucapku sambil mengelus pelan rambutnya . 
“ ani .. benar bi , itu donghae . lihat . dia sedang tersenyum padaku .. “ jawabnya sambil tersenyum manis . 
‘ yaampun , keponakanku ini kenapa ? barusan ia menangis tidak karuan . sekarang ia sedang senyum senyum sendiri . sampai segini kah ? ‘ 


Mentari telah terbit , sinar hangatnya mulai berpijak dibumi . pagi ini sangat cerah , udaranya pun terasa sangat sejuk . 
“ hahahaa ... “ 
Hye jin ! apa yang sedang ia lakukan ? mengapa ia tertawa sendiri ? aku berjalan cepat menuju kamarnya . hatiku merasa cemas mengingatnya tadi malam sudah berkata yang tidak tidak . 
“ hye jin .. apa yang kamu lakukan ? “ tanyaku sambil berlari menghampirinya yang kini tengah menari nari diatas kasur sambil memeluk guling berwarna putih . 
“ lalala .... lalalala ..... “ hye jin bersenandung sendiri . 
Aku semakin cemas , apa yang telah terjadi padanya . apakah dia sudah gila . ia berpakaian gaun berwarna putih dan menghias mukanya dengan asal mengunakan make Up yang ada dimeja kamar ini . kamar ini pun terlihat kotor , dinding penuh dengan coretan lipstic merah dan eyeliner . lantainya pun ditaburi bunga bunga yang sepertinya ia cabuti dari halaman belakang . 
“ hye Jin , turun .. “ ucapku sambil meraih tangannya . 
Ia pun turun kemudian memelukku dan menangis . 
“ bi .. “ suara rintihannya terdengar jelas dikupingku . aku tau saat ini ia sedang menangis . hye jin .. apa kau baik baik saja ? tidak , kau sedang tidak baik baik saja sekarang . 
Apa yang harus aku lakukan ? 

Aku harap semua ini hanya mimpi buruk saja , mimpi yang tidak akan pernah menjadi kenyataan . dan ketika aku membuka mata , kaulah orang yang pertama kali aku lihat . dengan begitu kita bisa hidup bahagia selamanya .. Lee Donghae ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar