FF Because I love you part 4


BECAUSE I LOVE YOU

PART 4

#Eunhyuk POV
Aku langsung berganti pakaian. Kukancing satu persatu jas hitamku. Setelah itu, kubenarkan lagi dasi biruku. Aku berdiri didepan cermin untuk melihat penampilanku hari ini.
‘ tenangkan dirimu eunhyuk.... kau jangan berfikir yang aneh aneh.. lihat matamu sudah sedikit sembab. Untung hari ini tidak ada meeting . jadi aku bisa berkerja diruanganku sendiri. Dan tidak ada orang yang melihat penampilanmu.. ‘

Aku keluarkan mobil sportku yang ada digarasi. Setelah keluar aku berhenti sejenak. Entah mengapa aku jadi terfikirkan oleh Hye jin. Bagaimana kalau aku menemuinya dulu sebelum berangkat kekantor? Baiklah, itu tidak masalah.


Aku diantar  masuk oleh suster disini. Aku berjalan masuk menghampri hye jin yang sedang duduk dibangkunya sambil menatap keluar. Kudengar langkah kaki suster itu yang mulai samar-samar ditelingaku. Pasti susternya sudah pergi.

“ hye jin.... “ ucapku. Aku berdiri dibelakangnya, sepertinya ia sedang melamun.
Tak lama kemudian ia menoleh dan mendongkah kepalanya keatas , setelah itu ia tersenyum manis padaku.
Sungguh, aku merasakan ada yang aneh dengan Hye jin. Dari kemarin sikapnya aneh padaku, ya walaupun aku senang melihat perbuahan sikapnya. Tapi aku harap ini bukan karena semata-mata karena dia gila .
“ kau kenapa? Mengapa matamu sembab? “ tanya hye jin.
Aku cukup terkejut dengan pertanyaan hye jin. Aku tidak yakin kalau dia ini gila .
“ ah, tidak apa-apa ... “ jawabku sambil menyengir kecil.
“ tidak apa-apa bagaimana? Lihat matamu sembab begitu .... jujur saja, kau kenapa? “
Aku berjalan mundur dan duduk ditempat tidurnya . walau aku duduk disini jarak kami masih dibilang dekat .
“ aku sedang sedih .... “ jawabku sambil menatap bunga-bunga kecil yang terlihat cantik ditaman sana.
“ sedih kenapa? “ tanya hye jin.
Aku sedikit binggung untuk menjawab pertanyaan hye jin yang satu ini. apa aku katakan yang sebenarnya tentang kejadian yang sedang aku alami? Tapi diakan gila, apa dia akan mendengarkan curhatanku? Tapi tidak ada salahnya juga kalau aku cerita. Asal aku tidak menyebut nama donghae disini.

“ jadi begini, saat ini aku sedang teringat dengan sahabatku yang sudah meninggal. Dia begitu baik padaku, dia selalu ada untukku, dan selalu perhatian denganku. Dia itu sudah seperti orang tua, adik dan sahabatku sendiri...... “
terbayang semua masa-masaku dengan donghae dulu. Tanpa kusadari aku tersenyum sendiri meninggatnya.
“ lantas, mengapa kau bersedih? “ tanya hye jin yang langsung membuyarkan lamunanku.
“ ia sudah pergi. Dan itu karena aku. “ jawabku sambil menunduk. Rasanya berat sekali untuk mengatakan ini.
“ ia sudah pergi? Apa kau yang mengusirnya pergi dari hidupmu atau dia yang meninggalkanmu? “
Pertanyaan hye jin mampu membuatku terpukul. Mataku lagi-lagi mulai basah. Namun aku berusaha untuk menahannya agar ia tidak keluar. Aku menarik nafas dalam dan mengeluarkannya perlahan.
“ aku yang telah mengusirnya... “ jawabku . sungguh saat ini hatiku terasa sakit, bernafaspun sulit.
“ kenapa kau lakukan itu? bukankah katanya dia itu sahabatmu? “
Hye jin benar, mengapa aku lakukan itu? tapi .... gara-gara dia, aku hidup sendiri tanpa orang tua.
“ dia yang sudah membuatku orang tuaku pergi dari dunia ini. dia yang sudah membuatku hidup kesepian selama 18 tahun. “ ucapku. Gara-gara mengatakan hal ini perasaanku sedikit membaik, setidaknya ada yang memberiku alasan untuk tidak menyesali perbuatanku.
“ jadi karena itu? kau orang yang bodoh.....  “ ucap hye jin. Mendengarnya berkata seperti itu, secara reflek kuangkat kepalaku. Aku mendapati dirinya sedang memandangiku dengan tatapan ‘ kau orang bodoh ‘ aku mengangkat alisku karena binggung dengan ucapannya barusan. Hye jin mengerti dengan ekspresi wajahku dan ia melanjutkan kata-katanya.

“ kau jangan pernah menyalahkannya atas kepergian orang tuamu, sahabatmu itu hanya manusia biasa. Ia bukan Tuhan yang bisa membuat dan menentukan orang itu harus meninggal atau tidak. Kau jangan pernah membenci sahabatmu. Walau selama ini kau hidup tanpa ada orang tua disisimu, tapi tanpa kau sadari Tuhan sudah mengirimu seseorang yang akan menemanimu sepanjang waktu. Dan orang itu sahabatmu... “

Aku terdiam mendengar Hye Jin berkata seperti itu. entah mengapa perkataannya begitu membekas dihatiku. Kutatap bunga mawar yang ada ditaman sana. yang ada diotakku kini hanya wajahnya donghae saja.

“ sahabatmu itu yang akan mengantikan posisi orang tua mu. Kau bilang dia orangnya sangat baik, selalu ada untukmu dan sangat perhatian. Bukankah itu semua itu sudah lengkap ? “ ucap hye jin.
Kini aku sudah tidak bisa menahan air mataku untuk tidak keluar. Aku merasakan apa yang dikatakan hye jin sangat benar. Aku tidak tahu kalau hye jin sangat dewasa. Apakah orang gila juga bisa bersikap seperti ini juga?

“ baiklah, kalau begitu aku pergi dulu ya .. “ aku turun dari tempat tidur Hye jin dan melangkah pergi. Aku merasa sudah tidak tahan lagi berada disini. Disepanjang jalan aku selalu terfikirkan oleh ucapan hye jin. Apa aku ini orang yang jahat ? ah, aku ini memang manusia yang tidak punya hati!


Aku duduk dibangku kerjaku. Kusenderkan kepala dan punggungku dikursi ini. rasanya aku sudah melakukan kerjaan yang sangat berat. Kututup kedua mataku dan menarik nafas dalam.
“ aku adalah orang yang tidak punya hati ............ “ ucapku.
ku menghembus nafas cepat. Kubuka mataku dan menatap meja. aku harus berkerja, jangan pikirkan masalah ini dulu.
Kubuka file-file yang ada dimeja dan kubuka satu persatu. Lagi-lagi aku selalu terfikirkan oleh ucapan hye jin. Ah, aku benar-benar tidak bisa berkonsentrasi berkerja jika perasaanku seperti ini .
Sebaiknya aku harus pergi untuk refreshing sebentar, otakku terasa penat saat ini.

Kukendarain mobilku entah kemana, kubiarkan kaki, tangan dan hatiku yang mengantarku ketempat yang sudah mereka tentukan. saat ini otakku terasa kosong.
Akhirnya aku sampai disuatu tempat. Walau awalnya aku sempat tidak mau kesini, akhirnya aku menerimanya. Aku berjalan menaiki anak tangga yang terbuat dari semen. Banyak sekali gundukan tanah disini. Pemandangan disini juga indah, karena tempat ini berada disebuah bukit.
Tak lama kemudian aku sampai ditempat yang ingin aku kunjungi setelah melewati puluhan anak tangga . aku berjalan menuju papan nama yang bertuliskan Lee Donghae. Tanahnya masih segar walau beberapa bunga ini sudah mulai layu. Kuambil bunga-bunga yang warnanya yang sudah jelek dan menyingkirkannya . kupandangi namanya disana. Namanya tidak salah. Lalu kulihat hangeulnya. Hangeulnya juga tidak salah. Berarti ini benar makam lee donghae.

Aku ini manusia terbodoh didunia. Bagaimana bisa namamu ada disini? Seharusnya namamu bakal terpajang disini puluhan tahun lagi.
Beberapa menit memandangi namanya dadaku jadi terasa berat, mataku juga sudah mulai basah. Aku menelan ludah, tenggorokanku terasa sakit sekali.

“ maukah kau berjanji padaku lee hyuk jae? “
“ janji apa lee donghae? “
“ kau akan selalu ada disampingku sampai kapanpun ..... “
“ aku janji, tapi kau juga harus ada disampingku sampai kapanpun........ “
“ ia aku janji ....... “

Suara itu, mengapa muncul lagi? Mengapa aku selalu mendengar suaramu?

lee hyuk jae ........ “
“ apa donghae ? “
“ lee hyuk jae ........ “
“ apa lee donghae? “
“ aku menyayangimu .......... kalau kau? “
“ ne, aku juga menyayangimu .... “

Air mataku langsung menetes ketanah, aku merasa setiap detik air ini menetes dan jatuh ketanah.
“ lee donghae, mianhae ........ mianhae ............ “ aku menangis dan berlutut disamping makamnya.
“ aku merindukanmu , aku sangat merindukanmu lee donghae... “ tangisku semakin menjadi jadi.
“ seharusnya aku yang ada disini, bukannya kau. Aku manusia tidak berguna ini seharusnya ada didalam tanah ini. seharusnya aku !! “ kuremas tanah ini, mulutku bergetar.
“ aku menyesal, aku sangat menyesal... maafkan aku lee donghae. Seharusnya aku menyuruh laki-laki itu untuk menembakku saja. Bukannya kau yang ditembak! Seharusnya peluru itu menancap dijantungku saja! “ teriakku. Aku menagis dan terus menangis. mataku tidak berhenti mengeluarkan air mata yang terus membanjiriku. Dadaku terasa sakit. Rasanya berat sekali.


#Author POV
“ dasar kau manusia tidak punya hati ! jadi kau pelakunya?!! Teganya kau !! kau ini sahabatku atau bukan??!!!!! “
Ia sedang berdiri mematung dan menangis didepan papan yang bertuliskan namanya. Hatinya seperti ditusuk pedang berkali-kali. Ia tidak bergerak sama sekali. Dipandangi sahabatnya yang kini sedang menangis dan menyebut-nyebut namanya. Ia tidak habis pikir mengapa sahabatnya melakukan hal ini.

Malam telah tiba. Eunhyuk duduk dikasurnya sambil melamun, sudah berjam-jam ia melakukan hal ini. ia melipat kakinya lalu memeluknya. Tatapan matanya kosong, matanya sembab.
Tiba-tiba aura dikamar ini langsung berubah, terasa dingin dan begitu mencekam. Eunhyukpun menyadari hal ini. matanya berkeliling dikamar ini seperti mencari seseorang. Diluruskan kakinya lalu ia menoleh kekanan-kiri. Dan ia tidak menemukan apapun.
Eunhyuk membuang nafas cepat. Ia langsung membaringkan dirinya dikasur dan menarik selimut untuk menutupi setengah tubuhnya. Lagi-lagi ia membuang nafas cepat. Ditutupnya kedua matanya agar ia cepat masuk kealam bawah sadarnya.

Mata eunhyuk langsung terbuka lebar, digenggam tenggorokannya karena ia merasa ada yang mencekiknya. Wajahnya merah seperti semua darah sudah terhenti dikepalanya.
“ aa..aaa..... “ eunhyuk berusaha untuk berbicara, namun tenggorokannya terasa sangat sakit.
Matanya menatap lurus kesamping sebelah kiri. Ia seperti sedang melihat sesuatu. Eunhyuk melepaskan tangannya yang semula menempel dilehernya dan menjatuhkannya ditempat tidur. Matanya masih menatap seseorang yang ada disampingnya. Matanya mulai basah dan memerah. Sudah beberapa menit ia tidak berkedip sama sekali.
Tak lama kemudian satu tetes air yang ada dimata kecil eunhyuk menetes dan jatuh kebantalnya. Matanya berkedip sekali sehingga air matanya jatuh kembali. Saat ini ia sudah seperti orang yang pasrah, padahal jiwanya bisa saja melayang saat ini juga jika ia tidak melakukan sesuatu untuk menyelamatkan tenggorokannya.


Mereka berudua saling bertatapan satu sama lain. Kedua tangannya masih menekan kuat leher sahabatnya. Emosi yang terdapat didalam hatinya sudah membuatnya seperti ini. matanya menatap lekat seseorang yang sudah diangapnya sahabat selama belasan tahun.
“ wae? (kenapa? ) ............... “ tanyanya.

Eunhyuk diam, mungkin ia tidak bisa bicara karena lehernya masih tercekik. Eunhyuk masih menatap sahabatnya yang ada diatasnya. Secara perlahan ia melepaskan jari-jarinya dileher eunhyuk. Kini eunhyuk sudah bisa bernafas dengan lancar.
“ wae ? ...... bukankah kita ini sahabat ? ............. “ ucapnya. Tatapan matanya berbeda sekali. Ini pertama kali eunhyuk melihat tatapan mata seperti itu.
Eunhyuk masih diam, tetapi matanya terus berbicara lewat tetesan air hangat yang terus mengalir seperti sungai kecil.

“ kau sahabatku, bukan. Kita sudah lebih dari sekedar sahabat. Bukankah kau tau itu? jadi apa alasanmu melakukan ini LEE HYUK JAE !!!!!! “ kini emosinya sudah memuncak. Ia berteriak sangat keras. Orang lain pasti tidak akan mendengarnya. Tapi eunhyuk, ia mendengarnya sangat jelas. Ia tidak tahu sejak kapan ia punya kemampuan melihat makhluk astral.

Ia berdiri mematung disamping tempat tidur eunhyuk. Suasana hening. Tetapi mata kedua nya berteriak kesakitan. Air matanya tidak berhenti mengalir. Kini eunhyuk sudah membukanya untuk berbicara.

“ mian, mianhae ................. “ ucap eunhyuk lirih. Ia tidak tahu harus berkata apa lagi. Yang bisa ia katakan hanya kata ‘ maaf ‘
Ia diam, tubuhnya yang sedari berdiri kini sudah berlutut dilantai. Kakinya lemas, begitu juga dengan tubuhnya. Ia menangis, dan terus menangis. sekarang ruangan ini penuh dengan air mata.




Hye jin berbaring dikasur kecilnya. Kedua matanya tertutup rapat. Ruangan ini dingin, namun ia tidak mengenakan selimut ditubuhnya. Saat ini sudah jam 1 pagi. waktu yang sangat dini diawal hari.
Tiba-tiba terdengar langkah kaki yang makin lama semakin terdengar jelas ditelinga hye jin. Decitan pintu kamarnya berbunyi dan terbuka . sekarang langkah kaki itu sudah berhenti.
Hye jin membuka matanya perlahan dan menatap kesamping. Saat ini suaminya sedang duduk ditempat tidurnya sambil membelai lembut rambut Hye jin.

“ mengapa kau baru datang sekarang? Dari tadi aku menunggumu......... “ ucap hye jin. Sambil berkedip sekali. Suaminya hanya berusaha tersenyum mendengar kata-kata hye jin walaupun saat ini hatinya sedang terluka.
“ mian ..... “ hanya satu kata yang terucap dari mulut suaminya. Hye jin menatap lekat wajah pria itu. ia menyadari perubahan wajah dari suaminya saat ini.
“ kau kenapa? “ tanya hye jin. Ia hanya menggeleng sebagai jawabannya. Lalu hye jin diam kembali.
“ kau tidur saja, ini sudah larut malam .... “ katanya.

Hye jin menurut dengan kata-kata suaminya. Dipejamkan kedua matanya agar cepat sampai kealam bawah sadarnya .
Dipandangnya wajah sang istri yang kini sudah mulai tidur. Tangannya masih bermain asyik dengan helaian rambut panjang yang dimiliki Hye jin. Ia tersenyum tipis lalu membuang nafas cepat.

ia mendongkah kepalanya keatas. Dadanya terasa berat saat ini. kini tangannya sudah tidak membelai rambut hye jin. Dipejamkan kedua matanya sambil menarik nafas dalam-dalam. Ia tidak bisa berfikir lagi mengapa hal ini terjadi. Ia begitu terpukul dengan keadaan ini. ingin sekali ia melampiaskan amarahnya, tapi pada siapa? ...... ia hanya bisa memendamnya dalam hati..........



mengapa penyesalan selalu ada dibelakang? Mengapa ia tidak hadir didepan saja? Hal ini yang selalu ternyiang-nyiang dikepalaku..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar