Monkey Seoul and Mokpo Fish make me crazy part 8

MONKEY SEOUL AND MOKPO FISH MAKE ME CRAZY
PART 8

Main cast
- Shin Eunhee or You
- Lee Hyuk Jae and Lee Donghae
- And Other Cast

Genre: Romance, Life School, AU, comedy *hanya sekecil upil (?)
PG: 16

Gomawo yang sudah menantikan FF mimin yang satu ini.. mian kalo nge-post nya lama.. dikarenakan mimin ada tugas *curcol
sekali lagi Gomawo udah nyempetin banyak dan gomawo, gomawo, gomawo buat yang comment! :D

~ HAPPY READING ~


#Author POV
Secara bersamaan Eunhyuk dan Donghae langsung keluar dari kamarnya menuju garasi dilantai bawah. Eunhyuk langsung mengambil motornya lalu melesat keluar rumah baru disusul dengan Donghae. mereka berdua memisah, mencari keberadan Eunhee dengan logika dan pikirannya masing-masing.

motor Donghae melaju kencang menyalip kendaraan yang menghalanginya. Angin malam yang dingin menerpanya membuat jaket yang belum dikancingnya ikut terbang-menari diudara. 
‘pabo! Beraninya kau pergi meninggalkanku. Kau pikir dengan begitu semua bisa selesai eoh? kau pikir perasaanku akan membaik? Yeoja pabo, dimana kau sekarang?..... Bandara Incheon? Kau ada disana?’


Motor Eunhyuk berhenti tiba-tiba sehingga membuat decitan kecil yang cukup menyiksa telinga bagi yang mendengarnya. Begitu terparkir ia berlari masuk kedalam sebuah gedung besar yang juga menjadi kebanggaan kota Seoul. Bandara Incheon.
Sambil berlari matanya ikut berkeliling mencari yeoja yang tidak lain adalah Eunhee. 

‘yak! Kau ini dimana? Apa kau sudah sampai ditaiwan? yeoja pabo! Awas kalau aku sampai menemukanmu!’



Donghae terus berjalan menelusuri bangunan besar ini, kakinya tidak berhenti melangkah mengelilingi bangunan besar ini. ia berusaha menjelikan matanya-menahan rasa kantuk yang mulai menyerangnya. Malam semakin larut, namun ia belum menemukan Eunhee. 
tapi ia belum menyerah, rasa cemasnya sudah mengalahkan rasa kantuknya saat ini. 
ia mengaruk asal kepalanya yang tidak gatal-karena kesal belum menemukan Eunhee.

‘jangan bilang kalau ia sudah pergi ketaiwan? .... tapi apa dia punya uang untuk beli tiket pesawat?’




Dilain tempat, eunhee sedang duduk ditempat tidur sambil memegangi perutnya. Ia merasa sangat lapar, penyakit maag yang dideritanya mulai kambuh. Wajahnya pucat, bibirnya yang merah merona kini berubah keputih-putihan. 




#Eunhee POV
Aku memegangi perutku, rasanya sakit sekali. aku baru ingat kalau seharian ini aku baru makan sekali. aish, aku tidak punya uang lagi. bayar penginapan ini saja uangnya kurang, untung ajjhuma itu memperbolehkan aku tinggal disini. 
Aku membaringkan tubuhku lalu menyelimutinya dengan badcover. Kupejamkan kedua mataku, aku ingin cepat tidur agar rasa sakit ini tidak terasa lagi. 

cepatlah pagi hari datang, aku ingin bertemu dengan eoma dan pulang kerumahku.......

~ dreeet ~

Ponselku bergetar, aku langsung mengambilnya dan kulihat layar, ternyata Eunhyuk yang menelefon. Mwo? untuk apa dia menelefonku?
aku angkat tidak ya telfonnya? Angkat.. tidak... angkat... tidak...
Ah, angkat sajalah. Tapi... aku takut.

Kugeser tombol hijau itu lalu kutempelkan ponsel ini ketelingaku. 
“yeo...”
“yak Shin Eunhee! Kau ada dimana sekarang eoh? ” tanyanya dengan suara yang cukup keras. Aish, dia ini khawatir apa marah?
Aku mengigit bibir bawahku, aku jawab tidak ya? kalau aku beritahu apa yang akan ia lakukan? Memarahiku? Ya, pasti dia akan memarahiku. Baru aku angkat telfonnya saja dia sudah membentakku. 

..................

Kuputus sambungan telfon. Rasanya aku tidak rela, tapi... ah, sudahlah. Tidak usah memikirkan mereka lagi. sekarang aku harus tidur, harus!
Aku buat pengaturan ponselku jadi hening, aku tidak mau tidurku tergangu nantinya.




#Author POV
Ditempat yang sama Donghae dan Eunhyuk sibuk menghubungi Eunhee. Nomornya selalu saja sibuk, kadang juga tersambung namun tidak diangkat oleh sang empunya. 
secara bersamaan mereka mengerutu kesal, mereka duduk dibangku Bandara sambil mencoba menghubungi nomor Eunhee. 
dan lagi, secara bersamaan mereka berteriak “yak! Yeoja pabo!” 

Menyadari itu, Donghae dan Eunhyuk sama-sama menoleh kesumber suara. Donghae kekanan dan Eunhyuk kekiri. Tepat saat itulah mereka saling bertatapan untuk pertama kalinya sejak beberapa tahun silam. Bukan tatapan kebencian atau tidak suka. Ini lain, bahkan tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. 
Beberapa detik kemudian mereka membuang pandang, mereka diam seolah tidak terjadi apapun. 

Donghae menunduk, matanya menatap lekat keramik putih ini. entah apa yang ada difikirannya saat ini?

Sementara Eunhyuk, ia diam sambil mengotak-atik ponselnya. Tapi sebenarnya pikiran ia tidak ada disitu, ia sedang memikirkan lain. ponsel hanya dijadikan modusnya. 





~ 05.00 ~
Seorang ajjhuma pemilik penginapan ini sedang melipat selimut, saat ini ia sedang merapihkan kamarnya. Ajjhuma ini sudah lama hidup sendiri disini. suaminya bekerja diluar kota dan anaknya kuliah diluar negeri. Memang ada saudara-saudaranya yang tinggal di Seoul, tapi tidak satu rumah dengannya. 

Ajjhuma itu duduk ditempat tidurnya, sejak malam ia memikirkan Eunhee. 

“ada apa dengan anak itu? apa ia sedang kabur dari rumah atau tersesat? Tadi malam wajahnya terlihat sangat pucat..” ucapnya dalam hati. Ia beranjak keluar kamar untuk menemui Eunhee dikamarnya. 

~ tok.. tok ~
Ajjhuma itu mengetuk pintu kamar Eunhee. 
Tidak ada sahutan. Ajjhuma itu mengetuk pintu kembali. 
Lagi-lagi tidak ada sahutan. Ajjhuma itu menyerit heran.
‘apa dia belum bangun? atau sudah pulang? ’ Diputuskannya untuk membuka pintu itu. 
Bunyi decitan kecil begitu terdengar jelas dikamar ini, mungkin karena disini suasananya begitu tenang.
mata ajjhuma menangkap sosok yeoja sedang tidur sambil ditutupi selimut sampai lehernya. Ajjhuma terkejut, wajah yeoja itu terlihat sangat pucat. Dengan terburu-buru ajjhuma menghampiri yeoja itu dan duduk disamping tempat tidurnya.

Ditempelkan punggung tangan Ajjhuma dikening Eunhee. Panas. Itu yang ajjhuma rasakan. Terdengar erangan kecil dari mulut Eunhee. Beberapa bulir keringat keluar dari pelipis Eunhee.

‘bagaimana ini? apa aku bawa yeoja ini kerumah sakit? Tapi rumah sakit jauh sekali dari sini. kalau aku kerumah sakit, siapa yang akan menjaga penginapan ini? aduh.. apa aku telfon saja keluarga yeoja ini?.... ya, telfon saja keluargannya’ 

ajjhuma mencari-cari ponsel Eunhee, dan tak lama kemudian ia menemukannya. Dilihatnya layar ponsel Eunhee yang berisi pemberitahuan 78 panggilan tidak terjawab. 
‘aigoo.. banyak sekali yang menelefonnya. Tapi, apa nama kontak eoma yeoja ini?’
Baru saja ajjhuma mau mencari kontak Eoma Eunhee, Eunhyuk menelefon. Dengan cepat ajjhuma mengangkatnya.....





----------------------------------- hospital -------------------------------------------------

Eunhyuk mondar-mandir didepan pintu ICU. Perasaannya begitu cemas sekaligus lega. Ternyata Eunhee belum pergi ke Taiwan. Semalaman Eunhyuk tidak tidur, ia mencari Eunhee ketaman kota, pusat pembelanjaan, bahkan sekolah. 
Eunhyuk duduk dideretan bangku yang menjajar disepanjang koridor rumah sakit. Dicarinya kontak Donghae untuk dikirim pesan. 

To: Donghae
Eunhee ada di Seoul Hospital.

~ send ~ 

‘kenapa aku memberitahu Donghae? aish, ada apa denganku? Kenapa dari tadi malam aku ini aneh sekali? sudahlah.. toh Donghae juga namjachingu Eunhee........’


~~ 15 menit kemudian ~~

Donghae berlari menuju ICU, dilihatnya Eunhyuk sedang duduk sambil sesekali melihat pintu ICU. Iapun langsung menghampirinya. 
“bagaimana Eunhee?” tanyanya dengan nafas terpengah-pengah. 
Eunhyuk menoleh, ia sedikit terkejut dengan kehadiran namdongsaengnya ini. “aniya, dokter belum keluar dari dalam”

Donghae pun duduk lalu disusul dengan Eunhyuk, mereka duduk bersebelahan. 
hening. itulah yang terjadi diantara mereka. 

Sebenarnya Donghae merasa tidak nyaman dengan kondisi seperti ini. rasanya kaku, mau melakukan apapun rasanya canggung. Ia pun memutuskan untuk bersuara. 
Donghae berdehem “ehm.. Eunhyuk-ssi, gomawo”
Eunhyuk menoleh “buat apa?”
“karna kau sudah memberitahukan keberadaan Eunhee padaku..” 
Eunhyuk mengangguk pelan “ne, cheonma”

Seorang dokter dan perawat keluar dari ruang ICU. Eunhyuk dan Donghae pun langsung menghampirinya.
“bagaimana Eunhee?”
Dokter itu tersenyum “kalian tenang saja. mungkin sebentar lagi Eunhee akan sadar. Oh iya, Eunhee akan dipindahkan kekamar disebelah sana. jadi kalau Eunhee sudah sadar jangan lupa panggil perawat supaya dia bisa langsung makan”
Donghae dan Eunhyuk mengangguk mengerti.
“kalau begitu saya pergi dulu ya..” Dokterpun pergi 



Beberapa perawat pria keluar dari kamar ini. sekarang Eunhee akan dirawat dikamar ini. Donghae dan Eunhyuk berdiri disebelah kanan-kiri tempat tidur Eunhee. Mata mereka menatap lekat wajah Eunhee, entah apa yang sedang mereka fikirkan sekarang.
“kalau selimutnya sependek ini kau bisa kedinginan” Eunhyuk menaikan selimut sampai menutupi leher Eunhee. 
Donghae melihat Eunhyuk dengan tatapan tidak suka. Ia pun naik ketempat tidur dengan duduk disamping Eunhee. 
Eunhyuk mengkerutkan keningnya, hatinya mengerutu kesal melihat kelakuan adiknya. Ia tidak mau kalah, ia naik ketempat tidur eunhee bahkan tidur disamping Eunhee. Ia menyampingkan badannya sehingga ia menghadap Eunhee. 
Donghae menyipitkan matanya menandakan ia kesal melihat kelakuan kakanya. Ia juga ikut-ikutan berbaring disamping Eunhee, Disingkirkannya tali infus yang sedikit menghalanginya. Kakinya yang panjang menimpa kaki Eunhee dan menguncinya rapat.
Eunhyuk tidak mau kalah dengan namdongsaengnya, ia memeluk pinggang eunhee dan mendekatkan tubuhnya kebadan Eunhee. 

Donghae tidak tahan melihat kelakuan Eunhyuk “yak! Kenapa kau memeluk Eunhee eoh?”
“waeyo? Aku namjachingunya” jawab Eunhyuk enteng. 
“aku juga namjachingunya”
“tapi aku yang menembaknya duluan” sebagai kakak, Eunhyuk benar-benar tidak mau kalah. 

Donghae tidak menjawab ia malah mendaratkan bibirnya kepipi Eunhee. Mata Eunhyuk terbelak melihatnya, hatinya memanas melihat pemandangan tidak menyenangkan didepannya itu. 
Donghae mencium pipi Eunhee sambil memejamkan kedua matanya, seperti sedang menghayati apa yang ia lakukan saat ini. 
“cepatlah sadar dan sembuh.............” Donghae berbisik ditelinga Eunhee. Yang ia lakukan ini bukan untuk membuat Eunhyuk cemburu, melainkan memang dari hatinya ia berharap Eunhee cepat sadar dan sembuh


Eunhyuk ikut mencium pipi Eunhee bahkan lebih lama dari Donghae. 
Donghae tidak mau melihat pemandangan didepannya, rasanya cemburu sekali. tapi mau dikata, Eunhyuk juga namjachingu Eunhee. 

‘aku ingin kau sembuh Shin Eunhee...........’ ucap Eunhyuk dalam hati 


puluhan detik berlalu, Donghae sedikit mengintip kesamping. Matanya terbelak melihat Eunhyuk masih mencium Eunhee. ‘apa-apan dia!’ Ya, meskipun hanya menempelkannya tapi Eunhyuk sudah lama sekali. namjachingu mana yang tidak marah melihatnya?
“yak! Kau lama sekali eoh?” Donghae langsung mendorong badan Eunhyuk kebelakang. 
“kau ini apa-apaan?! Aku ini namjachingunya, ada yang salah?!” balas Eunhyuk.
“jelas salah, kau tidak boleh lama-lama menciumnya!!”


disaat kedua namja ini sedang sibuk bertengkar, yeoja yang sedari tadi terbaring-tidak sadarkan diri selama beberapa jam-kini mulai membuka matanya. Ia mulai mengumpulkan sedikit-demi sedikit nyawanya. 

Ia terbangun karena suara bising dari kedua namja ini atau karena ciuman sayang dari kedua namjachingunya? ................


Mata Eunhee sudah sepenuhnya terbuka, ia melirik kekanan-kirinya. Betapa terkejutnya ia melihat 2 namja yang selama berhari-hari berusaha menjauhi dirinya kini berada tepat disampingnya. Bahkan dengan jarak beberapa centi. 
“mwo! kau sudah sadar?” seru Eunhyuk. mereka berdua langsung menghentikan pertengkarannya dan beralih ke Eunhee.
Eunhee masih terkejut, ia tidak bisa berkata apa-apa. matanya terus menatap Eunhyuk dan Donghae secara bergantian. 

Donghae mengangkat kepalanya untuk disandarkan ketelapak tangannya. Dengan begini ia bisa melihat Eunhee lebih jelas. 
“kau mengapa menatap ‘kami’ seperti itu?” tanya Donghae.
Eunhee masih saja diam, ia menepuk-nepuk pipinya. 
‘apa ini mimpi? Apa sekarang aku ada didunia lain? disampingku ada Eunhyuk dan Donghae? mwo! ini tidak mungkin!’ serunya dalam hati. 
Eunhyuk ikut mengangkat kepalanya dan menopangnya ditelapak tangannya. 
“kau terlihat sangat terkejut melihat ‘kami’ ada disini?” tanya Eunhyuk. 

Tiba-tiba Eunhyuk mendekatkan wajahnya kewajah Eunhee, tidak ada hitungan detik bibir Eunhyuk sudah mendarat manis dibibir Eunhee. ia sedikit melumat bibir bawah Eunhee, kemudian ia menarik mundur wajahnya.
Donghae juga ingin melakukan hal yang sama. ia ikut mencium bibir Eunhee-walaupun hanya sebentar. 

Donghae tersenyum "ini aku"
Mata Eunhee membulat besar, ia sudah sadar. ini bukan mimpi. ini nyata.
“ka..kalian kenapa ada disini? aku, bukankah aku ada di...” ucapan Eunhee dipotong Eunhyuk.
“ada dipenginapan Kwon ajjhuma. Untuk apa kau pergi meninggalkan rumah eoh?” 
“e.. karena aku sudah melanggar perjanjian kalian....” ucapnya pelan. 
Donghae menatap lekat mata Eunhee “kembalilah kerumah...”
Eunhee membelakan matanya “mwo? untuk apa aku kembali kerumah kalian?”
“karna disitulah rumahmu. Kau mau tinggal dimana lagi eoh? Taiwan? Kau kan sekolah disini..”
“aku mau pindah sekolah.. aku tidak mau sekolah disini lagi...” kata Eunhee
Eunhyuk langsung menolak “tidak boleh! kau harus tinggal disini.. ‘Eoma mu harus menepati janjinya’ “
Eunhee mengkerutkan keningnya karena binggung “eoma harus menepati janjinya? Janji apa? memangnya ada hubungannya denganku?”

Eunhyuk dan Donghae berkata dalam hati ‘Eunhee tidak tahu tentang janji Eoma-nya?’ 

“ah sudahlah, kau tanya saja dengan eoma-mu” kata Eunhyuk
“oh iya, panggil perawat. Katanya kau harus makan” Donghae langsung menekan bel kecil yang menempel didinding. 
secara bersamaan Eunhyuk dan Donghae kembali berbaring disamping Eunhee. Donghae mengunci kaki Eunhee dengan kakinya, sedangkan Eunhyuk memeluk pinggang Eunhee dengan tangannya. 
Eunhyuk berkata pelan “jangan pergi lagi........” diciumnya pipi Eunhee. Hanya sebentar, kemudian ia kembali membaringkan kepalanya dibantal besar ini.
Donghae juga ikut berbisik “aku tidak tidur semalaman, aku mengkhawatirkanmu....” Donghae ikut mencium pipi Eunhee, dan hanya sekilas juga. 
Eunhee tersenyum tipis “mianhae.......”
“ah kalian berdua ini, mengapa sering melakukan hal secara bersamaan eoh?” gerutu Eunhee sambil diiringi tawa kecil. 
Eunhyuk dan Donghae hanya tersenyum mendengarnya.


~ clek! ~ 

2 orang perawat masuk kekamar sambil membawa nampan yang berisi makanan. 
“Eunhee makanannya sud......” langkah mereka terhenti. Bola mata mereka membesar seketika dan mulutnya membentuk huruf ‘O’
Mereka terkejut melihat kelakuan Donghae dan Eunhyuk. siapa yang tidak terkejut melihat pemandangan ini? 2 namja memeluk pasien yeoja dalam satu tempat tidur..... 

Eunhee terkejut melihat kehadiran 2 orang perawat itu. sedangkan Eunhyuk dan Donghae mengerutu kesal 
“aish, menganggu saja” ucap Donghae.
Eunhee tertawa kecil “Donghae-ssi, bukankah kau sendiri yang memanggil perawatnya untuk datang kesini? Pabo! ” 



TBC

gimana Part 8 nya? Jelek? harap maklum, namanya juga FF gila.
btw makasiiiiiiiiiih banget yg sudah setia menunggu FF mimin :D 


TBC
Gimana?

Monkey Seoul and Mokpo Fish make me crazy part 7


MONKEY SEOUL AND MOKPO FISH MAKE ME CRAZY

PART 7


Main Cast
- Shin Eunhee or You
- Lee Hyuk Jae and Lee Donghae
-and Other cast

genre: romance, life school, AU, Comedy *sekecil upil :D

PG: 16


Makasih ya yang sudah baca FF mimin, dan gomawo.. gomawo.. gomawo.. yg udah koment FF ini..
gak usah lama-lama, cekidot!



#Author POV
“Donghae, kau tidak salah bicarakan?” Chae rim masih tidak percaya. Pasalnya, dialah yang menyuruh Eunhee pindah tapi ia sendirilah yang disuruh memindahkan bangku Eunhee disamping Eunhyuk dan Donghae.




Pelajaranpun berlangsung, sebagian murid sibuk mencatat dan lainnya mendengarkan penjelasan Jung Songsaenim.
eunhee. ia sudah kembali ketempatnya. Tidak jadi pindah.
Sedari tadi ia duduk diam karena merasa tidak nyaman, rasanya kaku berada disamping Eunhyuk dan Donghae. mau menolehpun rasanya segan, makannya ia tetap meluruskan pandangannya kedepan.

Eunhyuk dan Donghae menyadari ke-kakuan diantara mereka, keduanya masih memilih membungkam mulutnya masing-masing.


Eunhyuk berkata dalam hati ‘dasar munafik! Eunhyuk, kau munafik sekali. didepannya kau bersikap cuek tetapi tanpa sepengetahuannya, diam-diam kau peduli padannya. tidak ingatkah apa yang kau lakukan kemarin? *minggu pagi* aish! Kenapa aku bisa seperti ini? sejak kapan aku memiliki sifat seperti ini?’

Donghae pun sama, ia mengerutuki dirinya sendiri
‘yak! Ada apa denganku? aku ini plin plan sekali, kadang aku bersikap cuek seolah-olah tidak perduli padannya. tapi kemarin-malam-dan sekarang, aku malah melakukan hal yang sebaliknya. Kenapa aku jadi begini?’


‘semua ini gara-gara yeoja tengik itu! ya Shin Eunhee, beraninya kau memainkan perasaanku.’



---------------------------------------- pulang sekolah ----------------------------------------------


#Eunhee POV
akhirnya pulang juga, seharian ini aku merasa tidak mood sekolah. Belajarpun tidak bisa konsenterasi karena kedua namja gila itu.
Aku keluar kelas paling terakhir, aku berjalan sambil menundukan kepalaku kebawah. Entah mengapa aku suka melakukannya hari ini.

“eunhee” seru Young Ri dan jae in. Akupun menoleh kebelakang.
“kenapa meninggalkan kami?: bukankah katamu kita pulang bareng?” Jae in memanyunkan bibirnya.
aigoo, aku sampai lupa kalau kita akan pulang bareng.
“aku lupa Jae in, yasudah. Kajja kita pulang!” kugandeng lengan Jae in dan Young Ri.

Sindiran itu datang lagi, bukan dari geng nya Chae Rim. Tetapi sepertinya dari kelas lain.
“ckck.. kumpulan yeoja kampung lewat”
“hahahahaa”
“mengelikan sekali mereka, yang ujung jelek, yang tengah kemenelan, dan terakhir kampungan”
“hahahaa..”

Apa-apaan mereka, kenapa Jae In dan Young Ri ikut-ikutan dibully? Mereka boleh mengejekku, tapi tidak sahabatku!
Aku melepaskan gandenganku lalu menghampiri yeoja-yeoja itu. hatiku sudah geram, dari tadi pagi banyak yang mem-bully Young Ri dan Jae in. Aku tidak terima itu.
Saat ini hanya Young Ri dan Jae In lah yang masih setia ada disampingku, jadi untuk yang satu ini aku tidak mau tinggal diam.
kutatap tajam mereka “kau punya masalah apa dengan Young Ri dan Jae In eoh!” bentakku. Kulihat wajah mereka sangat terkejut dengan sikapku tadi. Masa bodo, aku tidak perduli.
akupun berkata lagi “jangan beraninya bicara dibelakang, itu hanya berlaku untuk seorang Pecundang!” kuberikan penekanan dikata terakhir.
Salah satu dari mereka berdiri lalu mendorong kedua bahuku, bisa dilihat dari wajahnya dia sangat marah.
“hei murid baru, beraninya kau seperti itu pada orang yang lebih tua! Ucapanku itu benar, kau itu yeoja kampung! Lihat saja dirimu, apa sudah pantas dengan Eunhyuk dan Donghae eoh?”

Aku terdiam. Ucapan yeoja ini benar, ‘apa aku pantas dengan Eunhyuk dan Donghae?...........’

“kau tidak bisa jawab eoh? mengelikan sekali dirimu.”
“hahahaa..”

Ya, aku memang tidak pantas dengan mereka. aku mendongkah kepalaku menatap lekat matanya.
“aku memang tidak pantas dengan mereka. tapi lebih tidak pantas lagi kalau mulut busukmu menghina sahabatku!” kutarik kerah yeoja itu dan meremasnya kuat.
“kau pikir kau sudah sempurna eoh?!” seruku, kurasa urat-urat dileherku hampir keluar karena teriakanku.

Young Ri menarik tanganku.
“sudahlah eunhee, biarkan saja” ucapnya. Aku berusaha memberontak, namun Jae In juga ikut menarik tanganku. Ya, tenaga mereka besar. aku cukup kewalahan untuk terlepas dari genggaman mereka.
“lepaskan aku Young Ri-ah, Jae in-ah. Mereka itu pecundang! Aku tidak terima kalian dibully seperti tadi”
Aku mulai menjauh dari kerumunan yeoja-yeoja jahat itu. Young Ri dan jae in masih menarikku sampai depan sekolah.


Kami berdiri didepan sekolah, aku melepaskan pelan genggaman mereka “mianhae Young Ri-ah... Jae In-ah..” ucapku sambil menatap sendu mereka secara bergantian.
“gwenchana.. aku sudah bilang padamu. Aku sudah terbiasa dibully seperti ini” Young Ri tersenyum manis padaku.
“ne, ucapan seperti itu tidak mempan bagiku” timpal Jae In. Aku hanya bisa menunduk, mereka baik sekali..

Tapi, ini semua akulah penyebabnya. Karena masalah ini mereka ikut terbawa-bawa. Aku tahu walaupun diluar Young Ri dan Jae in terlihat baik-baik saja tapi tidak dengan hatinya. Mereka pasti sedih jika dibully seperti itu. aku tahu bagaimana rasanya...


Apa sekarang waktunya?... pergi dari sini dan kembali ketempat dimana seharusnya aku berada.... Taiwan. Disana ada appa, eoma, sahabat-sahabat, dan Sungmin oppa.
Sedangkan disini, aku merasa seperti tinggal sendiri...



@rumah, kamar Eunhee

Aku berdiri dibalkon kamarku, kulihat pemandangan diluar sana. pemandangan sore hari tak kalah indah dengan pagi hari. Kuhirup udara dalam-dalam, hmm... sejuk.
hari ini rumah sepi sekali, hanya ada aku disini. 2 namja itu belum pulang, ya mereka masih marah padaku. ya sudahlah, toh sebentar lagi aku akan pergi dari sini.


Flashback
Setelah sampai dirumah, aku langsung kekamarku dan men-charge ponselku karena lowbat.
Aku duduk dimeja belajarku lalu mengambil 2 buah kertas dari buku tulis dan sebuah pena. Aku sudah memikirkan hal ini sejak pulang sekolah. Ya, aku akan membuat 2 buah surat untuk Eunhyuk dan Donghae. selama ini aku tidak bisa bertemu dengan mereka, kalau bertemupun aku tidak bisa bicara dengan mereka. entah mengapa rasanya sulit sekali mengerakan bibir ini serasa ada yang menahan lidahku.

Aku mulai merangkai kata, kadang aku senyum-senyum sendiri, kadang aku kesal, dan bahkan aku sampai meneteskan air mata. aish, aku hanya menulis surat saja sampai se-lebay ini. ckck..

Kulipat kedua kertas itu dan masing-masing aku beri nama, agar tidak binggung waktu memberikannya.
kulirik ponselku sekilas, sudah bisa untuk menelfon tidak ya? ah, pasti sudah bisa.
kuambil ponselku lalu kucari kontak eoma dan kutelfon dia.

......................

“eoma! “seruku begitu mendengar suara wanita paruh baya yang tidak lain adalah eomaku.
“waeyo Eunhee? Tumben kau telfon”
“eoma... eoma jemput aku dibandara incheon ya..” kataku to the point
“wae? apa terjadi sesuatu disana?”
“aniya. Tapi, hmm... Aku tidak bisa ceritakan lewat telfon, kita ketemu eoma. Jebal”
“ne, kapan?”
“sekarang eoma..”
“sekarang? Hmm.. bagaimana ya, eoma tidak tahu bisa atau tidak. soalnya eoma ada rapat penting”
“aku maunya sekarang eoma, jebal. “
“akan eoma usahakan, tapi eoma tidak janji”
“gomawo eoma! Saranghae!” seruku.

Aku putuskan pangilan telfon, rencana 1 & 2 sudah, sekarang rencana ke3. Aku bangkit keluar dari kamar menuju dapur.
Kubuka pintu kulkas, kuintip freezer yang berisikan aneka daging. Walaupun pembantu rumah tangga sudah memasakan makanan untuk makan siang, tapi aku ingin masak makanan untuk 2 namja itu. setahuku Eunhyuk suka pisang dan susu strawbery dan Donghae suka seafood. Masak apa ya?....

Aha! Aku tahu.
Kukeluarkan ikan dari freezer dan susu strawberry dingin. Kutaruh aneka buah dimeja, termasuk pisang disana.
Aku mulai memotong bawang, cabai, paprika, dll.


Flashback End




Aku berdiri didepan cermin, memastikan pakaianku sudah rapih. Hari ini aku memakain baju dimana aku pertama kali datang kerumah ini. ya, sekarang aku mau kebandara Incheon. Aku tidak membawa barang-barang kesana, kecuali ponsel dan beberapa lembar uang. Semua baju-baju, tas, sepatu yang ada dikamar ini milik Lee ajjushi, bukan milikku. Jadi aku tidak membawa koper kesana.

aku menarik nafas dalam dan mengeluarkannya cepat, kenapa rasanya aku tidak ingin pergi dari sini? ada sesuatu yang menahan hatiku untuk tidak meninggalkan rumah ini? aku melihat sekeliling kamarku. Inilah tempatku hidup selama aku ada diseoul, mungkin kalau aku tidak bertemu dengan Lee ajjushi aku tidak akan bisa menikmati masa-masa sekolah, hidup ditempat yang nyaman, makan, dan menghabiskan waktu dengan Eunhyuk dan Donghae. tidak kusangka aku akan bertemu lagi dengan mereka setelah beberapa tahun yang lalu. Tapi kini, aku harus berpisah lagi dengan mereka. ah, mengapa waktu berlalu begitu cepat?

Aku keluar dari kamar ini, membawa 2 buah kertas yang kugenggam erat ditanganku.
Kubuka pintu kamar Eunhyuk perlahan, kamar ini sepi karena tidak ada penghuninya.
Aku masuk kedalam sambil melihat-lihat isi kamarnya, mengingat detail setiap titk sudut apa yang ada disana agar aku tidak bisa melupakan tempat ini.
Pandanganku terhenti pada sofa disana, aku tersenyum kecil. Aku jadi teringat waktu aku menemaninya menonton kartun ‘One Piece’. Ah, itu bukan menonton kartun, tapi menontoni kesedihannya waktu ia teringat dengan eomanya. dasar monyet seoul.. oh iya, waktu itu ia juga berhasil membuat aku terkejut setengah mati saat membangunkannya untuk kesekolah. Dasar monyet mesum!
Sudahlah, sebaiknya aku tidak usah lama-lama dikamar ini. lebih baik aku taruh saja surat ini.
kuletakan kertas ini diatas meja belajarnya dengan ditimpal sebuah bolpen agar tidak terbang ataupun terjatuh.

Semoga kau membacanya monyet seoul...............




Aku beralih kekamar Donghae, kamar ini rapih. Bukan karena dia yang merapihkannya, tapi pembantu rumah tangga yang merapihkanya tadi pagi.
aku tersenyum sambil memandangi seluruh ruangan ini. ingatanku waktu disuruh membersihkan kamarnya kembali terputar diotakku, saat itu aku sangat kesal dibuatnya. Aku mengerutuki dirinya tiada henti, mulutku komat-kamit layaknya dukun. Tapi kenapa saat ini aku malah menertawai diriku sendiri?

Sudahlah, aku tidak usah lama-lama dikamar ini, lebih baik aku segera pergi ke bandara.
kutaruh selembar kertas ini diatas mejanya dengan ditipal sebuah pena. Dalam hati aku berharap ‘semoga mereka membacannya dan memaafkanku......’


Aku berjalan keluar dari rumah ini, rasanya berat sekali. langkahku terhenti didepan rumah ini. kubalikan badanku kebadan, memandangi rumah ini sekali lagi. letak pintu, jendela, bunga-bunga cantik yang menghiasi halaman depan rumah dan semua yang bisa aku lihat disini kurekam keotakku. Semoga memori ini terus tersimpan diotakku.




#Author POV
Young Ri sibuk menghubungi nomor Eunhee, sudah berkali-kali ia menghubungi yeoja itu namun tidak diangkat. Ia mondar-mandir didepan tempat tidurnya sambil sibuk menekan tombol hijau diponselnya.
“yak shin eunhee, kenapa kau tidak angkat telfonmu eoh?” ia mengerutu kesal.
Ia memutuskan panggilannya, ditatapnya kontak nama Eunhee sambil berkata
“apa yang terjadi? Jangan buat aku khawatir..” ia pun menghela nafas pendek.


Namun dibandara incheon, seorang gadis sedang duduk disebuah kursi besi sambil mengutak-atik ponselnya. Sedari tadi ia terus mengeser tombol merah untuk memutuskan panggilan telfon.
dicarinya kontak Young ri lalu dikirimnya sebuah pesan.

To: Young RI
Mianhe tidak bisa angkat telfonmu, aku sedang sibuk. mianhae :(

Send ~


Ia menghela nafas, entah sudah berapa kali ia melakukannya hari ini. dipandanginya pintu kedatangan luar negeri untuk menantikan seseorang. Namun sudah 1 jam tidak terlihat batang hidung orang yang dinantikannya.
“eoma, kau jadi datang tidak?” tanyanya.


~dreet~ *ada panggilan masuk diponsel Eunhee

Mata Eunhee terbelak, orang yang sedari ditunggu sedang menelefonnya. Dengan cepat Digesernya tombol hijau pada layar ponselnya, lalu ditempelkan ketelinganya

“eoma! Kapan eoma datang? Aku sudah menunggu disini satu jam lebih ” serunya
“mianhae, eoma tidak bisa datang kesana. Ada urusan penting disini.”
wajah eunhee terlihat sangat kecewa “eoma......”
“kalau besok eoma bisa. Besok saja ya...”
“aku maunya sekarang.”
“waeyo, sebenarnya ada apa Eunhee? Apa yang terjadi disana?” suara eoma eunhee meninggi, terdengar seperti orang khawatir
eunhee mengeleng “aniya eoma. Sudahlah, kalau eoma tidak bisa juga tidak apa-apa. tapi besok eoma datang eoh?”
“ne.. besok eoma datang. Yasudah, eoma kerja dulu changi-ah”
“ne..bye”

Eunhee menutup ponselnya, raut wajahnya terlihat murung.
‘sekarang bagaimana? Malam ini aku tinggal dimana? Tidak mungkin kalau tinggal dirumah Young Ri atau Jae in. Apa uangku cukup untuk sewa penginapan?’
Eunhee menundukan kepalanya, matanya menatap sendu lantai keramik putih bandara ini.


Langit malam menghiasi kota seoul, walaupun tidak ada bintang namun germerlap lampu malam hari sedikit menghiasi indahnya kota.
Eunhee keluar dari toko sepatu, ia baru saja menjual sepatunya. Kini ia jalan dengan bertelanjang kaki.
“kenapa sepatuku diberi harga murah sekali? ini bahkan kurang dari separuhnya.” Gerutunya.
“aish, bahkan uang ini tidak bisa kugunakan untuk beli sendal. Kalau aku beli sendal, mau tinggal dimana aku malam ini?”

Ia melirik ponsel yang ada digenggamannya “aku sayang padamu, aku tidak mau menjualmu” ia mencium ponsel itu dan menempelkannya pada pipinya.
“kaulah sahabatku.....”
Beberapa orang yang lewat memandanginya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Penampilannya nampak kusut, seperti orang yang sedang depresi. Apalagi melihatnya sedang menciumi ponselnya sendiri memberi kesan kalau Eunhee yeoja gila.

Eunhee terus berjalan menelusuri jalan, masuk kegang-gang untuk mencari tempat penginapan yang murah. Sudah 30 menit lebih ia mencari namun tidak menemukannya.
Eunhee memegangi perutnya, cacing-cacing didalam sudah meminta diberi makan.
“aku lapar...” ucapnya pada diri sendiri. ia merogoh sakunya ditatapnya beberapa lembar uang itu.
“apa aku bisa memakainya sedikit? “ ia menatap sendu uangnya.
Ia kembali memasukan uang itu.”kalau sisa uangnya lebih, baru kubelikan makanan”

kakinya yang kurus terus melangkah melewati sepanjang jalan.
angin malam yang dingin semakin berhembus kencang seakan bisa menembus pori-pori kulit. Memberikan rasa ngilu kecil ditelapak tangannya. Eunhee mengosokan kedua tangannya dan menempelkannya dipipi, berusaha memberikan kehangatan walau nyatanya ia tidak merasakan kehangatan sedikitpun.


Tidak lama kemudian ia menemukan sebuah penginapan kecil, seperti sebuah rumah. Betapa senang hatinya, akhirnya setelah sekian lama ia menemukan penginapan juga. Ia mempercepat langkahnya, tak lama ia sampai disana.
~ Tok tok ~
Eunhee mengetuk pintu, tak lama dari itu keluar seorang ajjhuma mengenakan sweater tebal dan shall.
Eunhee tersenyum senang “annyeong, apa disini masih ada kamar kosong?”
ajjhuma itu mengangguk pelan “ne.”




Dilain tempat 2 orang namja masuk kedalam sebuah rumah besar dengan kendaraan motor pribadinya.
mereka berdua memasukan motornya kedalam bagasi. Keduanya saling membuang pandang. Sama sekali tidak mau bertatapan wajah apalagi berbicara untuk sekedar basa basi.

Tidak ada suara sama sekali dirumah ini, sepi. sangat sepi. hanya ada bunyi langkah kaki dari Eunhyuk dan Donghae. begitu masuk kedua mata namja ini berkeliling keseluruh ruangan. Mereka mengkerutkan keningnya seperti orang bingung, mata mereka menatap kelantai 2 lalu pergi kesana.
Eunhyuk menaiki anak tangga terlebih dahulu, matanya terus menatap sebuah pintu kamar yang tidak lain adalah kamar Eunhee.
Langkahnya terhenti tepat didepan kamarnya, ia melirik sekilas pintu kamar Eunhee kemudian masuk kedalamnya.

Sementara Donghae ia ada diruang makan, sejak masuk kedalam ia mencium aroma makanan yang tidak asing lagi dihidungnya. Ia membuka tudung saji, ia sedikit membelakan matanya begitu melihat makanan yang tidak asing lagi baginya.
ya, disana ada makanan seafood kesukaannya.
“kenapa makanannya masih banyak begini? Apa eunhee belum makan?” tanyanya.
“ah, lebih baik aku mandi dulu..baru makan”


Eunhyuk membanting dirinya kekasur, ia menghela nafas panjang. Ponselnya berdering, dengan malas ia mengambilnya dari saku celana.
“nomor siapa ini?” baru ia mau mengeser tombol hijau, ponselnya tiba-tiba mati.
“aish” gerutunya. Ia bangkit menuju meja belajar untuk men-charge.
Baru ia membuka loker, tangannya tertahan karena ia melihat selembar kertas disana.
Eunhyuk langsung mengambilnya “kertas apa ini?”



Donghae membuka pintu kamarnya, ia melepaskan sepatunya lalu melemparnya asal.
Ia melirik sekilas meja belajarnya, namun matanya langsung tertuju pada sebuah kertas dimeja belajarnya yang tidak jauh dari samping-tempat ia berdiri sekarang-.
rasa penasaran pada kertas itu membuat Donghae membatalkan niatkan kekamar mandi. Diambilnya lalu dibabaca kertas itu.




~Surat~
Untuk: Monyet Seoul, maksudku Eunhyuk-ssi...
Ah, aku tidak tahu harus mulai dari mana. Yang pasti aku mau minta maaf padamu.... Sungguh, aku tidak ada niat untuk menduakanmu apalagi mempermainkanmu. Semua itu terjadi begitu saja.
Jadi waktu itu-lebih tepatnya saat aku datang kerumah ini- kau memberikan pernyataan bahwa ‘aku ini milikmu’ saat itu aku tidak mengerti maksudmu apa. apa kau menjadikanku yeojachingumu atau pesuruhmu?
Pertanyaan itu terkadang ternyiang diotakku dan aku sendiri tidak menemukan jawabannya....

Kadang aku berfikir kalau aku ini memang yeojachingumu, tapi perlakuanmu selama ini suka mematahkannya. Kau selalu menyuruhku layaknya pesuruhmu, sesuka hatimu memerintahkanku untuk melakukan ini-itu. bahkan, aku sampai dibuat kesal dengan tingkah lakumu itu.



Tapi... kalau aku ini pesuruhmu, mengapa selama ini kau melakukan hal-hal manis padaku? terkadang ada perasaan aneh muncul secara tiba-tiba, tapi aku tidak tahu perasaan apa itu? ah, semua ini membuatku binggung. itu aneh bukan? Hahaha.. mungkin aku yang bodoh~

(cut)




To: Mokpo Fish, alias Donghae-ssi. ~~
Aku juga binggung mulai dari mana aku menjelaskan masalah ini. yang jelas, aku minta maaf padamu..aku tidak bermaksud untuk menyakiti perasaanmu. aku juga tidak pernah membayangkan keadaannya akan jadi seperti ini.

Ya, ini adalah salahku. Aku tidak pernah memberitahumu dari awal. Jadinya perasaanmu dan Eunhyuklah yang jadi korban.
kalian ini sangat lucu, mengapa kalian bisa memberikan pernyataan dengan kata-kata yang sama? Dan dihari yang sama? Apa ini karena ikatan batin diantara kalian? Ya, mungkin saja.

Waktu itu-saat dihalaman belakang rumah- kau mengucapkan kalimat yang sama dengan Eunhyuk. bahwa ‘aku ini milikmu’ dan perasaanku waktu itu juga sama. ‘aku tidak mengerti maksudmu itu apa?’

Aku juga berfikir kalau aku ini Yeojachingumu. Ah, tapi itu mana mungkin? Seorang Lee Donghae menjadi namjachingu Shin Eunhee? Itu sangat ajaib. Bahkan orang lainpun tidak mempercayainya. Kau terlihat sempurna, sedangkan aku? aku ini tidak ada apa-apannya. Apa yang bisa dibanggakan dari seorang Shin Eunhee? Yang ada malah membuatmu malu dihadapan teman-temanmu.

Lagi pula perlakuanmu padaku sama sekali bukan perlakuan seorang namjachingu. Mana ada namjachingu menyuruh kekasihnya bersih-bersih kamar, menyiapkan makanan bahkan menyuruhnya mengurus tanaman yang sama sekali bukan miliknya?
makanya aku suka berfikir kalau statusku ini adalah ‘pesuruhmu’. Aku tidak marah kalau memang begitu statusku. Aku sudah tinggal gratis dirumahmu, hitung-hitung itu untuk balas budi..


Tapi nyatanya.. kau sangat marah begitu tahu kalau aku pasangannya Eunhyuk. waktu itu aku sadar kalau tanggapanku tentang statusku sebagai ‘pesuruhmu’ itu tidaklah benar. Tatapan matamu dan suaramu yang tegas & lantang ketika berkata ‘Kau Ini Milikku’ membuat tubuhku serasa jadi patung. Kau tahu, saat itu aku terkejut sekali. itu pertama kalinya aku melihatmu marah, apalagi karena salahku.....


(cut)


~paragraf terakhir, isnya sama ~


Tapi aku senang, aku senang bisa bertemu dengan kalian kembali. aku tidak menyangka bisa satu rumah dengan teman masa kecilku.
Banyak hal dan moment-moment indah yang kudapat selama ada disini.
Bagaimana kesalnya membangunkan kalian yang tidur sudah seperti kebo, ah, bahkan kalian jauh lebih parah dari kebo. Tapi kalau aku ingat kejadian itu aku suka tertawa sendiri.
Aku senang bisa merawat bunga angrek, menemani nonton kartun, membersihkan kamar yang habis dilanda badai, menyalin catatan dari papan tulis, pergi ketaman kota disore hari, belanja kemall, menyiapkan bahkan sampai memasakan makanan untuk kalian dengan tanganku sendiri. saat itu aku merasa seperti ibu yang sudah punya 2 anak.
yah, aku sadar kalau semua itu hanya sebentar. Tapi aku bahagia.......

Selama berada disini, aku jadi lebih mengenal kalian. Kalian berdua bukanlah anak yang nakal, kalian baik. Sangat baik. Tapi lebih baik lagi jika kalian berbaikan, bukankah lebih menyenangkan bisa akrab dengan saudara sendiri? bercerita dengannya, bermain bahkan menghabiskan waktu berdua itu sangatlah indah...

Ah, sepertinya surat ini sudah terlalu panjang. Lebih baik aku akhiri sekarang.

Monkey Seoul.... Mokpo Fish..... mianhae, Jeongmal mianhae..........

Sesuai dengan pernyataan kalian, ‘jika aku melanggar maka aku harus pergi dari rumah ini’
sekarang, aku akan tepati aturan itu. aku tidak akan tinggal lagi disini. aku sadar disini bukanlah tempatku, lingkunganku bukan disini tapi di Taiwan. Kalau disini, aku hanya akan menambah masalah, aku juga tidak mau menyusahkan kalian dan sahabatku Young Ri & Jae In......

Oh iya, aku sudah membuat makanan dan minuman untuk kalian. Ada seafood untuk Donghae, dan ice buah untuk Eunhyuk. tenang, ada pisangnya kok disana :D


Bye-Bye Monkey Seoul...... Mokpo Fish....... ~~

Monkey Seoul and mokpo Fish make me crazy part 6


MONKEY SEOUL AND MOKPO FISH MAKE ME CRAZY

PART 6

Main cast
- Shin Eunhee or You
- Lee Hyuk Jae and Lee Donghae
- And other Cast
Genre: romance, life school, comedy *sekecil upil
PG 16

Warning: Ini FF gila saya, jika isinya juga gila, harap maklum :D


#Eunhee POV
aku berlari memasuki gang yang cukup sempit ini, disini lumayan gelap karena hanya diberi 1 penerang disana. Kuhentikan langkahku karena aku tidak berani ketempat gelap. aku jadi teringat dengan insiden perampokan yang aku alami, hal itu juga terjadi di gang.

‘bruk!’
Aku mendengar sebuah benda jatuh. Apa itu? apa ada orang disana?
aku tidak bisa melihat jalan yang ada disana karena gelap sekali. bulu gundukku berdiri begitu semilir angin datang mengenai leherku. Aku berjalan mundur. Jangan-jangan ada perampok, atau penculik! Omo, aku sendirian disini.

‘bruk!’
Langkahku terhenti karena punggungku menabrak sesuatu. apa itu? apa jangan-jangan dibelakangku ada penjahat?
Drep!
Seseorang menarik pergelangan tanganku tiba-tiba, hal itu sukses membuatku terkejut setengah mati.
“yak!” aku langsung membalikan badanku kebelakang. Dan.....
Aku merasakan tubuhku langsung mematung, perasaan takut menghilang berganti dengan perasaan yang aku sendiri tidak tahu.
Donghae......

Donghae menatapku datar “ayo pulang” ia langsung menarik tanganku keluar dari gang menyeramkan ini.
“Donghae-ssi.....” ucapku pelan namun aku yakin ia bisa mendengarnya.
ia diam, apa dia pura-pura tidak dengar.
“Donghae-ssi!” kukeraskan volume suaraku. Tapi ia tetap diam, huu... dia mencuekiku.
Kami berhenti didepan motornya, ia memberikan aku helm lalu ia naik kemotornya.
“kau tidak pakai helm?” tanyaku.
ia menjawab tanpa menatapku “cepat naik” ia menghidupkan motornya.

‘apakah Donghae mengkhawatirkanku? Mengapa dia bisa menemukanku? Dia mencariku?
aish, apa yang aku fikirkan? Mana mungkin dia mencariku? Aku yakin dia hanya tidak sengaja menemukanku dihalte. Lagi pula diakan masih marah padaku.’

Kurasakan tubuhku terasa hangat, mwo, jaket? Aish, karena melamun aku jadi tidak sadar kalau Donghae sedang memakaikanku dengan jaket birunya yang cukup besar ini. lihatlah, bahkan panjangnya hampir sepadan dengan dress yang aku pakai.
“cepat naik” suaranya kembali menyadarkanku.
“ne” aku memakai helm-nya lalu naik kemotornya.


Disepanjang perjalanan ia diam, Donghae masih marah padaku. tapi walaupun begitu Donghae baik sekali, dia tidak memakai helm dan jaket. Pasti dia kedinginan. Mianhae Ikan mokpo........
Aku mengeratkan pelukanku dan mendekatkan mulutku ketelinganya. mati-matian aku menahan rasa kalut dilidahku karena aku ingin mengatakan satu kalimat padanya.
“mianhae Donghae-ssi... ikan mokpo.... Lee Donghae... Idiot Fish....” ucapku pelan kemudian menyandarkan kepalaku dipunuk lehernya.



#Author POV
Donghae sedikit tekejut begitu Eunhee memeluknya erat. Ia tidak marah dengan perlakuan eunhee, malah ia berharap yeoja ini tidak akan melepaskannya.
“Mianhe Donghae-ssi.... ikan mokpo.... Lee Donghae..... Idiot Fish.....” ucap eunhee pelan, namun sangat terdengar ditelinganya.
Seuntai senyuman kecil terbentuk dibibir Donghae, bahkan sempat memperlihatkan deretan giginya.



‘kau berhasil mempermainkan hatiku yeoja tengkik! Baru tadi siang kau membuat ku marah karena terbakar cemburu, sekarang kau membuatku tersenyum dengan ucapan permintaan maafmu yang konyol itu. dia menyebutku apa? Idiot Fish? Benar-benar kau Shin Eunhee’



Donghae langsung memarkirkan motornya didepan rumah begitu sampai. Begitu Eunhee turun dari motor, Donghae ikut turun kemudian langsung pergi meninggalkan yeoja itu disana
Eunhee bahkan belum bilang ‘terima kasih’ pada Donghae. wajahnya cemberut. Ia membuang nafas cepat. “Donghae-ssi.....semarah itukah kau padaku?”
Ia menunduk, berjalan pelan memasuki kediaman 2 namja yang berhasil membuatnya gila.



#Eunhee POV
langkahku terhenti didepan pintu kamar Eunhyuk, ada kekhawatiran dihatiku. Eunhyuk sudah tahu semuanya atau tidak? tapi kalau dia belum tahu mengapa ia menghilang disekolah, nomornya juga tidak aktif dari tadi.
aku mengetuk pintu kamarnya. “Eunhyuk-ssi.. kau ada didalam?”
~hening~
dia tidak ada didalam? “eunhyuk-ssi!” kukeraskan volume suaraku.
~hening~
Apa Eunhyuk tidak ada dirumah? Ah, tapi mana mungkin. Biasanya dia tidak pernah keluar malam-malam begini. Apa aku masuk kekamarnya? Sudahlah, aku hanya melihat dari balik pintu saja.

‘krek’
Loh, kok tidak bisa dibuka? Dia mengunci kamarnya? Sebenarnya dia ada didalam atau tidak?




Aku masuk kedalam kamarku, kurebahkan diriku diatas kasur empuk ini. mataku menatap lekat langit-langit kamarku yang bewarna putih pucat.

‘aku tidak pernah membayangkan keadaanya akan jadi seperti ini.. ini salahku, ya. ini salahku. Aku jahat sekali, bisa-bisanya mempermainkan perasaan 2 namja sekaligus. Tapi jujur, aku tidak ada niat untuk mempermainkan perasaan mereka. ini terjadi begitu saja. aku tidak tahu kalau mereka menganggapku sebagai yeojachingunya.
Arkh! MONKEY SEOUL AND MOKPO FISH MAKE ME CRAZY!’


------------- next morning -----------------------




#Author POV
Jam kini menujukan pukul 05.00, terlalu dini untuk membuka mata. namun Namja ini sudah terlihat segar bahkan sudah mandi. Ya, dia Eunhyuk.
Eunhyuk keluar dari kamarnya, kakinya melangkah kesuatu tempat dimana disana ada seseorang yang memiliki bahkan berkuasa atas hatinya.

‘krek’
Eunhyuk membuka pintu kamar ini, matanya tertuju pada seorang yeoja yang kini tengah terlelap ditempat tidurnya. Kakinya melangkah masuk kedalam, ia duduk dibibir tempat tidur itu.
Entah apa tujuan dia kemari ia sendiripun tidak tahu.
Eunhyuk setengah memutari tempat tidur eunhee, ia naik ketempat tidur itu lalu berbaring disamping eunhee. Ditariknya bahu yeoja itu agar mereka saling berhadapan. Kakinya menipa kaki eunhee dan tangannya memeluk punggung eunhee. Sekarang tubuh yeoja itu sudah dikunci rapat olehnya.
Eunhyuk mencium kening eunhee lembut, disingkirkan poni eunhee yang menjadi penghalangnya.

Eunhyuk mencubit pipi eunhee “yak yeoja pabo, beraninya kau menduakanku. Teganya kau...”
Dipeluknya tubuh eunhee erat-erat. Menyimpan rapih tubuh ini didekapannya.
“aku marah padamu.... tapi mengapa hatiku berkata lain?....” ucapnya pelan bahkan setengah berbisik.
Eunhyuk melongarkan pelukannya, membuat jarak wajah diantara mereka walaupun hanya sedikit. kira-kira 5cm.
Ia mencium sekilas bibir eunhee, hanya menempelkannya saja.

Perlahan eunhee membuka matanya, kedua manik matanya menatap tepat bola mata namja didepannya.
Eunhyuk bukannya terkejut melainkan tersenyum lalu membelai pipi eunhee
“tidurlah.....” ucapnya lembut. Ditariknya kembali tubuh eunhee kedalam dekapannya. Telapak tangannya menyentuh lembut punuk kepala eunhee lalu membelainya pelan. Pelan sekali. seolah-olah ini barang berharga yang harus diperlakukan dengan baik....
Dan tak lama dari itu, eunhee kembali masuk kealam bawah sadarnya..



Eunhee membuka matanya perlahan, sinar matahari yang begitu nyentik membuat kesadaraanya terkumpul.
‘semalam, aku bermimpi Eunhyuk. dia ada disampingku, memelukku dan membelai rambutku. Benarkah ini hanya mimpi?....’

Ia melirik sekilas kearah jam dinding yang kini menujukan pukul 08.30

Matanya terbelak “omo! Jam setengah sembilan? Kenapa aku bisa kesiangan?” kepalanya mengeleng tidak percaya.
“untung ini hari minggu.. oh iya, apa Eunhyuk sudah bangun?”
Eunhee membuka pintu kamarnya, beberapa pembantu rumah tangga terlihat sedang membersihkan rumah. Eunhee berjalan menuju kamar eunhyuk, tanpa mengetuk ia pun langsung masuk kedalam.
Ternyata eunhyuk tidak ada didalam, dikamar mandipun tidak ada.
“monyet seoul kemana ya?” tanya eunhee dalam hati.
Seorang ajjhuma masuk kekamar ini sambil membawa sapu. Eunhee sedikit terkejut dengan kehadirannya.
“ah ajjhuma mengagetkanku saja..oh iya, ajjhuma lihat eunhyuk tidak?”
“eunhyuk? dia sudah pergi pagi tadi.waeyo?”
“aniya..”




#Eunhee POV
Aku keluar dari kamar eunhyuk. sebenarnya dia itu kemana? Mengapa dari kemarin aku tidak bertemu dengannya? semalam, apa semalam dia ada dirumah?
Kulihat kamar Donghae terbuka lebar, ikan mokpo ada didalam tidak ya?

‘pokoknya hari ini aku harus minta maaf, harus! Aku tidak mau Donghae mencuekiku terus. Aku harus jelaskan padannya saat ini juga’

Aku masuk kekamarnya, kemana Donghae? mengapa hanya ada Kwon ajjhuma?
“ajjhuma, apa kau lihat Donghae?” tanyaku.
kwon ajjhuma berhenti menyapu lalu menoleh kearahku. “dia sudah pergi pagi-pagi tadi. Katanya mau latihan basket”
Aku mengangguk “oh~ kamshahamnida” akupun berjalan keluar.



---------------------------------------- night -------------------------------------------

Aku duduk diruang tamu sambil menonton tv, sedari tadi aku tidak menemukan acara yang menarik. Huft.. kuhempaskan tubuhku menyandar dipunggung sofa. Kulirik jam dinding yang kini menujukan pukul 9 malam. Eunhyuk dan Donghae belum pulang, mengapa mereka betah sekali berada diluar?
Rumah ini sepi sekali, hanya ada aku saja. memang sih diluar ada security, tapikan dia ada dipos nya sendiri.
Kuambil ponselku lalu kucari kontak Eunhyuk, segera aku telfon dia....

~pip~

Mwo? diputus?
Kutelfon lagi dia

~ pip ~

Diputus lagi?
Arkh! Eunhyuk, kau benar-benar marah padaku. aku yakin kau sudah tahu semuanya.

Aku beranjak dari sofa lalu pergi keruang makan, kutatap sendu sayur dan ikan yang sudah aku masak tadi sore. Sekarang sudah dingin, rasanya sudah tidak enak lagi. sebaiknya aku hangatkan saja. siapa tahu kalau pulang-pulang mereka kelaparan, mereka bisa makan makanan ini.


*pintu rumah terbuka*
Siapa yang datang? Apa Eunhyuk? atau Donghae? kubawa mangkuk ini kembali kemeja makan. Aku langsung berjalan cepat menuju ruang depan.
Ternyata Eunhyuk yang datang, aku buru-buru menghampirinya yang kini sedang menaiki anak tangga menuju lantai 2.
“eunhyuk-ssi! “ seruku, kunaiki anak tangga setengah berlari. ia terus berjalan, apa dia tidak mendengarku?
“eunhyuk-ssi” seruku lagi. kuambil pergelangan tangaannya dan menahannya disini. aku berdiri didepannya, masih dengan mengenggam pergelangan tangannya.
“kau dari mana saja? dari tadi aku menelefonmu tapi tidak kau angkat?” tanyaku.
Eunhyuk menatapku datar “apa urusanmu?” ia menghempaskan tangannya sehingga genggamanku terlepas.

‘Dia sudah tahu semuanya, dan dia marah padaku....’

aku menatap dalam matanya “eunhyuk-ssi, aku bisa jelaskan semuanya. Sebenarnya aku...” eunhyuk langsung memotong ucapanku.
“jangan perdulikan aku, uruslah namjachingumu yang bernama LEE DONGHAE itu” ucapnya ketus dan penuh penekanan. Ia langsung berlalu meninggalkanku.

Aku terdiam, Eunhyuk. dia marah padaku, dia benci padaku. hatiku rasanya sakit mendengar ucapannya barusan. Rasanya sesak, tiba-tiba semuanya terasa berat. Bernafaspun rasanya sulit. aku menatap langit-langit, berharap air mata yang mulai membendung ini tidak akan keluar.
aneh, kenapa aku begitu sedih begitu tahu Eunhyuk dan Donghae membenciku. Padahal hanya 2 orang. Kalah jauh dengan teman-teman yeoja disekolahku yang sebagian besar membenciku.

Aku.. apa aku masih layak tinggal disini?......... aku sudah melanggar perjanjian yang mereka buat, apa aku harus pergi dari sini?.............



----------------------------------- next morning ----------------------------------

Aku sarapan roti dimeja makan ini sendiri. ya, Eunhyuk dan Donghae tidak ada dirumah ini. mereka sudah pergi sebelum aku bangun.

‘segitu bencikah mereka padaku? sampai-sampai tidak mau bertemu denganku..........’
Tanpa sadar sebulir air bening keluar dari pelupuk mataku, dengan cepat aku langsung menghapusnya dengan punggung tanganku.
‘kalau appa, eoma, sungmin, dan sahabat-sahabatku disana sedang marah padaku. mereka tidak pernah bersikap sejauh ini, mereka masih mau bertemu denganku bahkan bertatapan wajah. Ya, meskipun hanya sebentar. Tapi setidaknya mereka tidak meninggalkan aku sendirian seperti ini.......
Tapi eunhyuk dan donghae.... ah, sudahlah........



Aku turun dari bus, kulangkahkan kakiku menuju sekolah yang sudah ada didepan mata.
Aneh, mengapa semua murid-murid disini pada memandangiku?, bahkan sebagian dari mereka menatapku sinis seakan tidak suka dengan kehadiranku.
“eunhee!”
Itu seperti suara Jae In dan young ri. Aku menoleh kebelakang, kudapati mereka berlari kearahku.
“hai” sapaku.
“eunhee, gawat.” Ucap Jae in dengan nafas terpengah-pengah.
aku mengkerutkan keningku “gawat kenapa?”
“semua orang... semua orang sudah tahu apa yang terjadi.. “ perasaanku mulai tidak enak, apa ini ada hubungannya dengan kejadian event kemarin?
“kejadian waktu Donghae memarahimu, mereka semua sudah tahu. Tadi pagi, aku dan Jae In melihatnya di You tube. Ada orang yang merekam dan memasukannya disana.”
DEG!
“m..mwo? (a..apa?)” aku tidak salah dengarkan? Mereka.. mereka semua sudah tahu? Aigoo... bagaimana ini?
aku mengambil nafas lalu membuangnya cepat, aku berusaha menenangkan diriku agar mereka tidak melihat kecemasan diwajahku. Aku harus terlihat baik-baik saja!
“yasudah, ayo kita kekelas” kataku sambil tersenyum paksa. Young Ri dan Jae in menatapku binggung.
“eunhee...” kata Jae in lirih. Aku tersenyum lebar, menampilkan deretan gigiku.
“sudahlah, aku baik-baik saja kok. kajja kita kekelas” kutarik pergelangan tangan mereka.

Aku berjalan dikoridor panjang ini, semua orang menatapku dengan tatapan yang aku sendiri tidak tahu maksudnya apa.
“itulah akibatnya kalau kecentilan, berasa sok cantik!”
“ne, Donghae saja sampai benci dengannya.”
“macarin 2 namja sekaligus, mau jadi playgirl apa? liat donk! Gaya aja masih kampungan, mau jadi playgirl?”
“gak punya kaca apa?”

Sindiran-sindiran itu terus datang selama aku ada dikoridor ini. aku terus berjalan, tidak mau meladeni ucapan mereka. aku pura-pura tidak perduli, dan pura-pura tidak dengar.

Aku masuk kedalam kelasku, semua orang menyambut kedatanganku dengan tatapan yang tidak meng-enakan itu.
“gimana tuh rasanya dimarahin sama Donghae?”
“kegatelan sih! Berasa cantik tah?”

Seorang yeoja menghampiriku, ia berdiri didepanku. siapa lagi kalau bukan Chae Rim.
“heh! Masih punya muka untuk dateng kesekolah ini? urat malunya udah putus ya?”
“gak disangka Donghae udah jadian sama cewek jelek ini, apa bagusnya Shin Eunhee? Bikin malu iya juga”
“hahahahaaa”
aku berjalan meninggalkan mereka, namun langkahku terhenti karena....
“bruk!”

Aku terjatuh kelantai keramik ini, lutut dan telapak tanganku sakit sekali karena keduanya yang menahan tubuhku. mereka, mereka menginjak tali sepatuku.
“gimana? Sakit ya?”
“itu gak sebanding dengan rasa sakit yang Donghae rasain! “

Aku menunduk, tidak punya keberanian untuk mengangkat kepalaku agar sejajar dengan mereka. aku yeoja lemah? Ya, itulah aku.
‘semua orang marah padaku. semua orang membenciku. tidak ada yang menerima kehadiranku disini.... appa.... eoma..... aku ingin pindah, aku tidak mau tinggal di Seoul lagi....’

Mati-matian aku menahan air mataku, berkali-kali aku menarik nafas dalam untuk menenangkan perasaanku.
Kurasakan seseorang membantuku berdiri, Young Ri dan Jae in ada disampingku. Ya, Cuma mereka yang menerima kehadiranku disini setelah Lee ajjushi (appa Eunhyuk dan Donghae)
“gwenchana?” tanya Jae In
aku menangguk “ne..”
Aku bangkit sambil merapihkan rok dan bajuku, aku berjalan menuju tempat dudukku.
Aku berhenti sejenak, kulihat meja yang ada dikanan kiriku. Disana ada tas Eunhyuk dan Donghae. aku tersenyum sendu
‘setidaknya disekolah mereka masih mau duduk disampingku.......’


Chae Rim tiba-tiba berteriak “yak Shin Eunhee! Kau tidak pantas duduk disamping Eunhyuk dan Donghae oppa. mereka tidak sudi duduk bersampingan denganmu. Sana pindahkan bangkumu keujung tembok. Kajja!”
aku menghela nafas cepat. ‘benar apa yang Chae Rim katakan, Eunhyuk dan Donghae pasti tidak mau duduk disampingku. Bertemu denganku saja mereka tidak mau, apalagi duduk bersampingan?..... sebelum mereka yang menjauh dariku, lebih baik aku yang menjauh duluan saja......’

“TET!” *bunyi bel

Aku memindahkan kursiku kederetan paling ujung, ya aku beruntung, setidaknya aku bisa satu barisan dengan Young Ri dan Jae In.
aku menoleh kebelakang, kulihat Young Ri dan Jae In membantu membawa mejaku. Aku langsung menghampiri mereka
“biar aku saja. tidak usah repot-repot” kataku
“gwenchana Eunhee-ah”

“lihatlah kumpulan yeoja kampung itu. mengelikan sekali”
“hahahahaa..” hampir satu kelas menertawai kami. Aku jadi merasa bersalah pada Young Ri dan Jae In, mereka jadi ikut-ikutan dibully.
“mianhae Young Ri-ah, Jae In-ah..”
“gwenchana, aku sudah sering dibully seperti ini..” Jae In dan Young Ri tersenyum manis.

Aku merasa kelas mulai hening, apa Jung Songsaenim sudah masuk kekelas? Cepat sekali. kulihat pintu kelas-. Mwo! sedetik kemudian aku langsung mengalihkan pandangan kejendela begitu kulihat 2 namja itu sudah memasuki kelas ini.
Aku menarik nafas pelan, aku harus terlihat baik-baik saja. ingat itu!




#author POV
Eunhyuk memasuki kelas baru disusul Donghae. pandangan mereka tertuju pada Eunhee, Yong Ri dan Jae In-karena satu kelas hampir memperhatikan ke 3 yeoja itu.
“lihatlah kumpulan yeoja kampung itu. mengelikan sekali” ejek Jung Ra
“hahahahaa..” hampir satu kelas menertawakan 3 yeoja itu. namun tidak dengan Eunhyuk dan Donghae, mereka malah menatap Jung Ra dengan tatapan ‘berani sekali kau bicara seperti itu’

Melihat ekspresi kedua namja ini, kelaspun perlahan mulai hening. mereka semua bertanya-tanya mengapa Eunhyuk dan Donghae seperti ini.
Ditengah keheningan Eunhyuk berteriak “Shin Eunhee! Siapa yang menyuruhmu pindah! Kajja kembali ketempat semula!”
Semua murid yang ada disana terkejut dengan ucapan Eunhyuk, mereka menatap Eunhyuk seolah-olah tidak percaya dengan ucapannya barusan. Termasuk Eunhee, yeoja itu tidak kalah terkejut mendengarnya.
Donghaepun juga ikut berteriak, ia menujuk Jung Ra dan Chae Rim bergantian “Kalian yang memindahkan bangku dan meja Eunhee. Ppali!”
Kedua itu membelakan matanya.
“mwo!” seru mereka bersamaan.




TBC